Erick Thohir Malam-malam ke DPR, Minta BUMN Diguyur PMN Rp44 T
Rabu, 10 Juli 2024 - 22:22 WIB
JAKARTA - Pembahasan dan pendalaman usulan penyertaan modal negara ( PMN ) tahun anggaran 2025 untuk sejumlah perusahaan pelat merah tengah digenjot Kementerian BUMN dan Komisi VI DPR RI. Bahkan, pemegang saham dan anggota legislatif kembali menggelar rapat kerja (raker) pada Rabu malam ini (10/7/2024), tepatnya pukul 20.30 WIB.
Dalam forum tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, kebutuhan PMN untuk sejumlah perseroan negara pada tahun depan mencapai Rp44 triliun. Angka ini mayoritas dialokasikan untuk pengerjaan sejumlah proyek strategi nasional (PSN) yang ditugaskan pemerintah.
“Izin pimpinan dan anggota dewan, ini yang bisa kita paparkan angka detail keseluruhan PMN yang dibutuhkan untuk 2025 sebesar Rp44,3 triliun,” ujar Erick saat menyampaikan paparannya.
Dana segar yang akan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 dibagi ke beberapa BUMN. Rinciannya, PT Hutama Karya (Persero) diusulkan sebesar Rp 13,8 triliun. PMN ini nantinya digunakan untuk melanjutkan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) fase 2-3.
PT Asabri (Persero) dengan nilai PMN yang diajukan sebesar Rp 3,61 triliun, PT PLN (Persero) dengan nilai PMN sebesar Rp 3 triliun. Nantinya, dialokasikan untuk program listrik desa (lisdes), Bahana PUI Rp 3 triliun untuk penguatan permodalan KUR.
Lalu, PT Pelni (Persero) senilai Rp Rp 2,5 triliun yang dipakai untuk pengadaan dua kapal baru. PT Bio Farma (Persero) Rp 2,2 triliun untuk fasilitas capex baru, PT Adhi Karya Tbk dengan nilai PMN Rp 2 triliun untuk pembangunan Tol Jogja - Bawen dan Solo - Jogja.
PT Wijaya Karya Tbk, senilai Rp 2 triliun untuk perbaikan struktur permodalan, PT Len Industri (Persero) Rp 2 triliun yang akan digunakan untuk penyehatan keuangan, PT Danareksa (Persero) sebesar Rp 2 triliun, dialokasikan untuk pengembangan usaha.
Dalam forum tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, kebutuhan PMN untuk sejumlah perseroan negara pada tahun depan mencapai Rp44 triliun. Angka ini mayoritas dialokasikan untuk pengerjaan sejumlah proyek strategi nasional (PSN) yang ditugaskan pemerintah.
“Izin pimpinan dan anggota dewan, ini yang bisa kita paparkan angka detail keseluruhan PMN yang dibutuhkan untuk 2025 sebesar Rp44,3 triliun,” ujar Erick saat menyampaikan paparannya.
Dana segar yang akan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 dibagi ke beberapa BUMN. Rinciannya, PT Hutama Karya (Persero) diusulkan sebesar Rp 13,8 triliun. PMN ini nantinya digunakan untuk melanjutkan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) fase 2-3.
PT Asabri (Persero) dengan nilai PMN yang diajukan sebesar Rp 3,61 triliun, PT PLN (Persero) dengan nilai PMN sebesar Rp 3 triliun. Nantinya, dialokasikan untuk program listrik desa (lisdes), Bahana PUI Rp 3 triliun untuk penguatan permodalan KUR.
Lalu, PT Pelni (Persero) senilai Rp Rp 2,5 triliun yang dipakai untuk pengadaan dua kapal baru. PT Bio Farma (Persero) Rp 2,2 triliun untuk fasilitas capex baru, PT Adhi Karya Tbk dengan nilai PMN Rp 2 triliun untuk pembangunan Tol Jogja - Bawen dan Solo - Jogja.
PT Wijaya Karya Tbk, senilai Rp 2 triliun untuk perbaikan struktur permodalan, PT Len Industri (Persero) Rp 2 triliun yang akan digunakan untuk penyehatan keuangan, PT Danareksa (Persero) sebesar Rp 2 triliun, dialokasikan untuk pengembangan usaha.
tulis komentar anda