Mengasah Ujung Tombak, Penyuluh Pertanian di Sulteng Dapat Penyegaran
Minggu, 23 Agustus 2020 - 20:18 WIB
(Baca Juga: Syahrul Tidak Sendirian, Khofifah Ikut Dorong Ekspor dan Konsumsi Pangan Lokal )
“Peran penyuluh pertanian dalam mendampingi petani sangat dibutuhkan. Penyuluh sebagai ujung tombak di lapangan diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dalam melaksanakan pembangunan pertanian dengan mendorong pelaku utama pembangunan pertanian (Petani dan pelaku usaha pertanian lainnya) untuk meningkatkan produktivitas, effisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraan keluarganya, serta meningkatkan kesadaran dalam kelestarian fungsi lingkungan hidup,” jelas Saleh Gunawan.
Ditambahkannya, penyuluh berperan sebagai pendidik, memberikan pengetahuan atau cara-cara baru dalam budidaya tanaman agar petani lebih terarah dalam usaha taninya, meningkatkan hasil dan mengatasi kegagalan-kegagalan dalam usaha tani khususnya daerah irigasi.
“Kegiatan ini dapat bermanfaat dan berdampak terhadap percepatan implementasi program dan kegiatan, mengingat Visi pembangunan daerah Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2016-2021 yakni mewujudkan ‘Sulawesi Tengah Yang Maju, Mandiri Dan Berdaya Saing’,” katanya.
Sementara narasumber dari Pusat Penyuluhan BPPSDMP yang diwakili oleh penyuluh pertanian pusat Inang Sariati menyampaikan, bahwa IPDMIP merupakan program pemerintah di bidang irigasi yang bertujuan untuk mencapai keberlanjutan sistem irigasi, baik sistem irigasi kewenangan pusat, kewenangan provinsi maupun kewenangan kabupaten.
“Upaya ini diharapkan dapat mendukung tercapainya swasembada beras sesuai program Nawacita Pemerintah Indonesia. IPDMIP dirancang untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam mengatasi berbagai kendala dan meningkatkan produktivitas pertanian, serta mengurangi kemiskinan di perdesaan, mempromosikan kesetaraan gender dan meningkatkan gizi,” tuturnya.
IPDMIP meningkatkan nilai pertanian irigasi berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan ketahanan pangan dan sumber penghidupan di perdesaan. Proyek ini mengadopsi pendekatan penetapan sasaran yang inklusif di daerah irigasi sehingga menguntungkan semua petani yang aktif.
Namun demikian, IPDMIP menggunakan strategi penetapan sasaran yang mempertimbangkan tingkat kemiskinan yang ada untuk menjangkau rumah tangga yang paling termarginalkan.
“Peran penyuluh pertanian dalam mendampingi petani sangat dibutuhkan. Penyuluh sebagai ujung tombak di lapangan diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dalam melaksanakan pembangunan pertanian dengan mendorong pelaku utama pembangunan pertanian (Petani dan pelaku usaha pertanian lainnya) untuk meningkatkan produktivitas, effisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraan keluarganya, serta meningkatkan kesadaran dalam kelestarian fungsi lingkungan hidup,” jelas Saleh Gunawan.
Ditambahkannya, penyuluh berperan sebagai pendidik, memberikan pengetahuan atau cara-cara baru dalam budidaya tanaman agar petani lebih terarah dalam usaha taninya, meningkatkan hasil dan mengatasi kegagalan-kegagalan dalam usaha tani khususnya daerah irigasi.
“Kegiatan ini dapat bermanfaat dan berdampak terhadap percepatan implementasi program dan kegiatan, mengingat Visi pembangunan daerah Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2016-2021 yakni mewujudkan ‘Sulawesi Tengah Yang Maju, Mandiri Dan Berdaya Saing’,” katanya.
Sementara narasumber dari Pusat Penyuluhan BPPSDMP yang diwakili oleh penyuluh pertanian pusat Inang Sariati menyampaikan, bahwa IPDMIP merupakan program pemerintah di bidang irigasi yang bertujuan untuk mencapai keberlanjutan sistem irigasi, baik sistem irigasi kewenangan pusat, kewenangan provinsi maupun kewenangan kabupaten.
“Upaya ini diharapkan dapat mendukung tercapainya swasembada beras sesuai program Nawacita Pemerintah Indonesia. IPDMIP dirancang untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam mengatasi berbagai kendala dan meningkatkan produktivitas pertanian, serta mengurangi kemiskinan di perdesaan, mempromosikan kesetaraan gender dan meningkatkan gizi,” tuturnya.
IPDMIP meningkatkan nilai pertanian irigasi berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan ketahanan pangan dan sumber penghidupan di perdesaan. Proyek ini mengadopsi pendekatan penetapan sasaran yang inklusif di daerah irigasi sehingga menguntungkan semua petani yang aktif.
Namun demikian, IPDMIP menggunakan strategi penetapan sasaran yang mempertimbangkan tingkat kemiskinan yang ada untuk menjangkau rumah tangga yang paling termarginalkan.
(akr)
tulis komentar anda