Dibayangi Pajak Tinggi, Miliarder Prancis Bakal Migrasi Massal
Senin, 15 Juli 2024 - 16:03 WIB
JAKARTA - Banyak orang super kaya Prancis diramalkan bakal meninggalkan negara itu, seiring kekhawatiran soal ketidakstabilan politik dan prospek pajak yang lebih tinggi. Hal ini setelah koalisi dari kubu sayap kiri Prancis meraih jumlah kursi parlemen terbanyak dalam pemilu pada Minggu (7/7), mengalahkan kubu sayap kanan yang tengah bangkit.
Namun koalisi sayap kiri itu masih belum berhasil meraih suara mayoritas. Kondisi tersebut membuat Prancis, yang merupakan pilar Uni Eropa dan tuan rumah Olimpade musim panas mendatang, kemungkinan menghadapi situasi parlemen gantung dan kelumpuhan politik.
Beberapa manajer kekayaan seperti dilansir Bloomberg, mengatakan banyak klien mereka yang panik dan sudah mulai mentransfer modal ke luar negeri. Bahkan tidak sedikit miliarder yang berpikir untuk mulai mencari kemungkinan ekspatriasi.
Mayoritas kalangan crazy rich Prancis ini khawatir bahwa, ketika sayap kanan maupun kiri jauh tidak segera memenangkan pemilihan secara langsung, beberapa usulan seperti pajak yang lebih tinggi dapat segera menjadi undang-undang.
"Kami memiliki klien baru seperti eksekutif perusahaan yang bertanya apa yang dapat mereka lakukan untuk melindungi diri mereka sendiri. Setelah Brexit, banyak bankir masuk ke Prancis, tetapi orang-orang berpenghasilan tinggi ini akan pergi karena mereka tidak ingin membayar pajak lebih banyak," ungkap Xenia Legendre, mitra pengelola yang berbasis di Paris di firma hukum Hogan Lovells.
Koalisi sayap kiri New Popular Fron yang memenangkan kursi terbanyak dalam pemilihan, berjanji bakal mengenakan pajak tinggi atas keuntungan perusahaan dan orang kaya.
Undang-undang semacam itu akan bertentangan dengan kebijakan yang diberlakukan oleh Presiden Emmanuel Macron, yang dianggap lebih ramah kepada orang kaya dan bahkan membuatnya mendapat julukan "presiden orang kaya."
Namun koalisi sayap kiri itu masih belum berhasil meraih suara mayoritas. Kondisi tersebut membuat Prancis, yang merupakan pilar Uni Eropa dan tuan rumah Olimpade musim panas mendatang, kemungkinan menghadapi situasi parlemen gantung dan kelumpuhan politik.
Beberapa manajer kekayaan seperti dilansir Bloomberg, mengatakan banyak klien mereka yang panik dan sudah mulai mentransfer modal ke luar negeri. Bahkan tidak sedikit miliarder yang berpikir untuk mulai mencari kemungkinan ekspatriasi.
Baca Juga
Mayoritas kalangan crazy rich Prancis ini khawatir bahwa, ketika sayap kanan maupun kiri jauh tidak segera memenangkan pemilihan secara langsung, beberapa usulan seperti pajak yang lebih tinggi dapat segera menjadi undang-undang.
"Kami memiliki klien baru seperti eksekutif perusahaan yang bertanya apa yang dapat mereka lakukan untuk melindungi diri mereka sendiri. Setelah Brexit, banyak bankir masuk ke Prancis, tetapi orang-orang berpenghasilan tinggi ini akan pergi karena mereka tidak ingin membayar pajak lebih banyak," ungkap Xenia Legendre, mitra pengelola yang berbasis di Paris di firma hukum Hogan Lovells.
Koalisi sayap kiri New Popular Fron yang memenangkan kursi terbanyak dalam pemilihan, berjanji bakal mengenakan pajak tinggi atas keuntungan perusahaan dan orang kaya.
Undang-undang semacam itu akan bertentangan dengan kebijakan yang diberlakukan oleh Presiden Emmanuel Macron, yang dianggap lebih ramah kepada orang kaya dan bahkan membuatnya mendapat julukan "presiden orang kaya."
tulis komentar anda