China Membanjiri Dunia dengan Barang Murah, Yellen Ungkap Kecemasan Negara Berkembang
Minggu, 28 Juli 2024 - 07:23 WIB
RIO DE JANEIRO - Menteri Keuangan atau Menkeu AS, Janet Yellen mengatakan, bahwa pasar negara berkembang , termasuk beberapa negara G20, berbagi keprihatinannya tentang kelebihan kapasitas industri China. Yellen juga mendorong, untuk memberikan tekanan kepada Beijing agar mengubah model ekonominya.
Yellen mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara, bahwa ada kekhawatiran tentang China yang berinvestasi berlebihan di pabrik dan membanjiri dunia dengan barang-barang murah yang terus meluas. Bahkan menurutnya apa yang dilakukan China sudah jauh melewati batas dan G7 telah menaikkan tarif pada baja dan kendaraan listrik China.
Diungkapkan juga oleh Yellen, apabila China tidak menerima sara dari negara lain dan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menghidupkan kembali ekonominya dengan langkah-langkah yakni meningkatkan belanja konsumen dan permintaan akan jasa.
Namun yang terjadi justru hal sebaliknya, dimana Beijing menyalurkan terlalu banyak PDB-nya ke dalam investasi di manufaktur maju yang membanjiri dunia dengan barang- barang China murah. Yellen menambahkan, bahwa ekonomi China sekarang terlalu besar untuk tumbuh melalui model itu.
"Ada banyak negara di seluruh dunia yang tidak mau mengatakan, Yah, China, Anda ingin mendominasi manufaktur, jadi semua sektor manufaktur kita bisa gulung tikar karena Anda ingin menjadi pabrik dunia. Kami tidak mau itu," ungkap Yellen.
"Dan itulah hal mendasar yang menyatukan kita, dan itu harus menjadi pesan yang kita kirimkan," bebernya.
Yellen mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara, bahwa ada kekhawatiran tentang China yang berinvestasi berlebihan di pabrik dan membanjiri dunia dengan barang-barang murah yang terus meluas. Bahkan menurutnya apa yang dilakukan China sudah jauh melewati batas dan G7 telah menaikkan tarif pada baja dan kendaraan listrik China.
Diungkapkan juga oleh Yellen, apabila China tidak menerima sara dari negara lain dan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menghidupkan kembali ekonominya dengan langkah-langkah yakni meningkatkan belanja konsumen dan permintaan akan jasa.
Namun yang terjadi justru hal sebaliknya, dimana Beijing menyalurkan terlalu banyak PDB-nya ke dalam investasi di manufaktur maju yang membanjiri dunia dengan barang- barang China murah. Yellen menambahkan, bahwa ekonomi China sekarang terlalu besar untuk tumbuh melalui model itu.
"Ada banyak negara di seluruh dunia yang tidak mau mengatakan, Yah, China, Anda ingin mendominasi manufaktur, jadi semua sektor manufaktur kita bisa gulung tikar karena Anda ingin menjadi pabrik dunia. Kami tidak mau itu," ungkap Yellen.
"Dan itulah hal mendasar yang menyatukan kita, dan itu harus menjadi pesan yang kita kirimkan," bebernya.
(akr)
tulis komentar anda