Aset Rusia Dipakai Beri Pinjaman ke Ukraina Rp807,3 Triliun, Yellen Pede G7 Beri Restu
Senin, 29 Juli 2024 - 12:48 WIB
Komplikasi Anggaran
Bagian dari kepastian soal pinjaman ini, ada kebutuhan yang berkaitan dengan perhitungan "penilaian" anggaran AS."Kami membutuhkan jaminan yang memperjelas bahwa pembayar pajak Amerika tidak akan kesulitan melunasi pinjaman ini. Dan kami ingin memastikan bahwa aset ini akan menjadi sumber pembayaran untuk pinjaman," bebernya.
Jika biaya pinjaman diperhitungkan terhadap anggaran AS, pemerintahan Biden-Harris harus meminta persetujuan dari Kongres, yang diprediksi bakal sulit. Sementara itu jumlah yang akan disumbangkan oleh negara-negara G7 terhadap pinjaman tersebut belum ditentukan.
Sebagian besar uang yang dibekukan, sekitar USD228 miliar berada di Eropa. Selanjutnya untuk USD10 miliar berada di Amerika Serikat, USD10 miliar di Inggris dan sekitar USD30 miliar di Jepang.
Hal ini berarti sebagian besar uang untuk membayar pinjaman akan berasal dari aset yang dibekukan oleh Uni Eropa, yang memperbarui sanksi terhadap Rusia - termasuk pembekuan aset - setiap enam bulan.
Pejabat AS mengatakan, ini meningkatkan risiko bagi stabilitas pendapatan, membuatnya rentan terhadap ketidaksepakatan di antara 27 pemerintah Uni Eropa.
Opsi Aset
Uni Eropa saat ini sedang mempertimbangkan kesepakatan terbuka tentang pembekuan aset bank sentral Rusia. Ada peluang perubahan selama peninjauan, dengan catatan agresi Rusia berakhir dan ada jaminan kompensasi oleh Rusia.Pilihan lain adalah memperpanjang periode roll-over enam bulan saat ini untuk pembekuan menjadi 12, 24 atau bahkan 36 bulan.
Selanjutnya Menteri keuangan dan gubernur bank sentral G7 dan G20 akan bertemu di Washington di sela-sela pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia yang dijadwalkan pada Minggu, 20 Oktober 2024, mendatang.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(akr)
tulis komentar anda