Malaysia Gabung BRICS, Apa Saja Dampak Ekonominya?
Kamis, 01 Agustus 2024 - 22:25 WIB
JAKARTA - Bergabungnya Malaysia ke BRICS diyakini bakal memberikan dampak ekonomi terhadap negara tetangga Indonesia itu. Peneliti dari Chinese think tank Pangoal Institution, Xu Qinduo mengutarakan, bergabungnya Malaysia bisa menjadi nilai tambah.
"Dari segi ekonomi, keanggotaan BRICS membuka peluang perdagangan dan akses pasar yang lebih baik untuk Malaysia. Secara politik, menjadi anggota BRICS membuat Malaysia bisa berbagi keprihatinan tentang Barat, khususnya dukungan AS terhadap Israel dalam konflik dengan Palestina yang masih berlangsung," terangnya.
Sementara itu Presiden Centre for New Inclusive Asia, Koh King Kee mengatakan, keanggotaan Malaysia dapat memicu minat di antara negara-negara Asia Tenggara lainnya yang ingin membangun posisi kolektif di panggung dunia.
"Banyak lembaga global belum efektif dalam mengatasi masalah konflik regional, pembatasan perdagangan dan perubahan iklim," kata Koh dari sebuah think tank yang berbasis di Kuala Lumpur.
"BRICS menyediakan Malaysia dengan platform alternatif untuk menyuarakan pandangannya tentang isu-isu global, terutama pandangan dunia Muslim, mengingat kedudukan (Perdana Menteri Anwar Ibrahim) di negara-negara Muslim," sambungnya.
Koh menambahkan, bahwa keanggotaan Malaysia di blok negara-negara berkembang yang digagas oleh Rusia, China, India dan Brasil pada 15 tahun yang lalu itu akan sejalan dengan kebijakan "diplomasi lingkungan" China, yang fokus pada mencari titik temu dengan negara lain dan mengesampingkan perbedaan mereka.
"Keanggotaan BRICS akan memungkinkan Kuala Lumpur untuk berkolaborasi dan bekerja sama lebih erat dengan Beijing dalam isu-isu global yang menjadi kepentingan bersama, seperti konflik di Gaza dan pembangunan rendah karbon," tambah Koh seperti dilansir South China Morning Post (SCMP).
"Dari segi ekonomi, keanggotaan BRICS membuka peluang perdagangan dan akses pasar yang lebih baik untuk Malaysia. Secara politik, menjadi anggota BRICS membuat Malaysia bisa berbagi keprihatinan tentang Barat, khususnya dukungan AS terhadap Israel dalam konflik dengan Palestina yang masih berlangsung," terangnya.
Sementara itu Presiden Centre for New Inclusive Asia, Koh King Kee mengatakan, keanggotaan Malaysia dapat memicu minat di antara negara-negara Asia Tenggara lainnya yang ingin membangun posisi kolektif di panggung dunia.
"Banyak lembaga global belum efektif dalam mengatasi masalah konflik regional, pembatasan perdagangan dan perubahan iklim," kata Koh dari sebuah think tank yang berbasis di Kuala Lumpur.
"BRICS menyediakan Malaysia dengan platform alternatif untuk menyuarakan pandangannya tentang isu-isu global, terutama pandangan dunia Muslim, mengingat kedudukan (Perdana Menteri Anwar Ibrahim) di negara-negara Muslim," sambungnya.
Koh menambahkan, bahwa keanggotaan Malaysia di blok negara-negara berkembang yang digagas oleh Rusia, China, India dan Brasil pada 15 tahun yang lalu itu akan sejalan dengan kebijakan "diplomasi lingkungan" China, yang fokus pada mencari titik temu dengan negara lain dan mengesampingkan perbedaan mereka.
"Keanggotaan BRICS akan memungkinkan Kuala Lumpur untuk berkolaborasi dan bekerja sama lebih erat dengan Beijing dalam isu-isu global yang menjadi kepentingan bersama, seperti konflik di Gaza dan pembangunan rendah karbon," tambah Koh seperti dilansir South China Morning Post (SCMP).
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda