Sentimen Resesi AS Meredup, Rupiah Melemah ke level Rp15.955
Senin, 12 Agustus 2024 - 17:28 WIB
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 30,5 poin atau 0,19 persen ke level Rp15.955,5 setelah sebelumnya di Rp15.924 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sempat dibuka pada level Rp15.953 per dolar AS.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar dipengaruhi pasar yang telah mengalami minggu yang kacau, sebagian besar dipicu oleh angka penggajian AS yang secara mengejutkan lemah seminggu yang lalu yang menyebabkan saham global jatuh.
"Namun pasar menganggap kekhawatiran atas resesi AS terlalu berlebihan, dengan fokus beralih langsung ke serangkaian pembacaan inflasi utama minggu ini. Di sisi lain pasar Jepang hari ini libur nasional," tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin (12/8/2024).
Intelijen Israel yakin Iran akan menyerang Israel secara langsung dan dalam beberapa hari, Axio melaporkan pada hari Minggu. Serangan itu kemungkinan sebagai balasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran bulan lalu.
Israel juga terlihat melanjutkan serangannya di Gaza dengan serangkaian serangan selama akhir pekan, yang menunjukkan sedikit peluang eskalasi dalam konflik yang telah berlangsung lama.
Fokus minggu ini juga tertuju pada pembacaan inflasi dari serangkaian ekonomi utama minggu ini,terutama inflasi indeks harga konsumen AS yang akan dirilis pada hari Rabu, dan diperkirakan akan menunjukkan sedikit penurunan inflasi hingga Juli, yang menjadi pertanda baik bagi ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan September.
Peluang Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan kebijakan berikutnya pada 17-18 September turun menjadi 52%, dari 69% sehari sebelumnya, dengan pemangkasan 25 basis poin sekarang dianggap memiliki probabilitas 49%, menurut FedWatch Tool milik CME Group.
Selain itu, sentimen terhadap Tiongkok tetap dibatasi oleh kekhawatiran yang terus-menerus atas lambatnya pemulihan ekonomi di negara tersebut, terutama setelah serangkaian pembacaan yang lemah pada bulan Juli.
Meskipun data inflasi terkini menunjukkan beberapa perbaikan, masih harus dilihat apakah tren disinflasi Tiongkok sedang berbalik.
Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.900 - Rp16.090 per dolar AS.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar dipengaruhi pasar yang telah mengalami minggu yang kacau, sebagian besar dipicu oleh angka penggajian AS yang secara mengejutkan lemah seminggu yang lalu yang menyebabkan saham global jatuh.
"Namun pasar menganggap kekhawatiran atas resesi AS terlalu berlebihan, dengan fokus beralih langsung ke serangkaian pembacaan inflasi utama minggu ini. Di sisi lain pasar Jepang hari ini libur nasional," tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin (12/8/2024).
Intelijen Israel yakin Iran akan menyerang Israel secara langsung dan dalam beberapa hari, Axio melaporkan pada hari Minggu. Serangan itu kemungkinan sebagai balasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran bulan lalu.
Israel juga terlihat melanjutkan serangannya di Gaza dengan serangkaian serangan selama akhir pekan, yang menunjukkan sedikit peluang eskalasi dalam konflik yang telah berlangsung lama.
Baca Juga
Fokus minggu ini juga tertuju pada pembacaan inflasi dari serangkaian ekonomi utama minggu ini,terutama inflasi indeks harga konsumen AS yang akan dirilis pada hari Rabu, dan diperkirakan akan menunjukkan sedikit penurunan inflasi hingga Juli, yang menjadi pertanda baik bagi ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan September.
Peluang Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan kebijakan berikutnya pada 17-18 September turun menjadi 52%, dari 69% sehari sebelumnya, dengan pemangkasan 25 basis poin sekarang dianggap memiliki probabilitas 49%, menurut FedWatch Tool milik CME Group.
Selain itu, sentimen terhadap Tiongkok tetap dibatasi oleh kekhawatiran yang terus-menerus atas lambatnya pemulihan ekonomi di negara tersebut, terutama setelah serangkaian pembacaan yang lemah pada bulan Juli.
Meskipun data inflasi terkini menunjukkan beberapa perbaikan, masih harus dilihat apakah tren disinflasi Tiongkok sedang berbalik.
Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.900 - Rp16.090 per dolar AS.
(fch)
Lihat Juga :
tulis komentar anda