Jangan Keasyikan Utang Demi Pemulihan Ekonomi, Pikirkan Juga Generasi Berikutnya
Selasa, 25 Agustus 2020 - 21:21 WIB
Kedua, pemerintah perlu memikirkan bagaimana mendorong penyerapan tenaga kerja. Ketiga mendapatkan manfaat ganda dari kebijakan bantuan tunai. Dalam kebijakan bantuan tunai bisa menambah syarat bagi penerima, seperti tidak boleh melalukan pembabatan hutan dan penangkapan ikan secara ilegal atau menggunakan metode ilegal yang merusak lingkungan.
(Baca Juga: DPR: Ubah Strategi PEN, Jadikan Pemda Lokomotif Utama )
Keempat, membuat dukungan pendanaan lebih berdampak. Hal ini dapat berlaku bagi dukungan pendanaan pada rumah tangga, UMKM, maupun perusahaan dengan memberikan syarat terkait pengelolaan lingkungan.
Kelima, mengelola anggaran yang berkelanjutan. Penerimaan negara yang sedang terpukul dapat dioptimalkan dengan menaikkan penerimaan dari pengelolaan sumber daya alam yang juga dapat memberikan efek positif pada pelestarian lingkungan.
Keenam, menjalankan program secara pintar dan efisien. Ketujuh, melakukan pentahapan dalam penerapan strategi mencapai ekonomi berkelanjutan.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Keuangan Masyita Crystalin menyebut saat ini masih banyak hambatan sektoral. Harusnya seluruh pihak belajar dari Korea Selatan yang berhasil mengembangkan teknologi terbarukan.
Hal ini karena ada learning curve yang menunjukkan adaptasi bila teknologi terbarukan konsisten dikembangkan. "Kita contoh Korsel, terbukti teknologi terbarukan jadi kebutuhan dan harganya turun. Sedangkan di Indonesia sangat sulit untuk memulainya," ujar Masyita.
Lebih lanjut dia juga mengingatkan dibutuhkan tenaga kerja buruh yang fleksibel berpindah dari satu industri ke industri lainnya. Hal ini mengingat kondisi perekonomian yang mulai terjadi perubahan signifikan.
Beberapa industri diperkirakan akan tumbuh menggantikan industri lainnya yang tidak bisa bertahan. "Penguasaan Bahasa Inggris sudah mutlak untuk tenaga kerja naik kelas. Misalnya tenaga kerja Filipina bisa masuk ke industri di Australia. Sementara karakter Filipina sama dengan Indonesia," ujarnya.
(Baca Juga: DPR: Ubah Strategi PEN, Jadikan Pemda Lokomotif Utama )
Keempat, membuat dukungan pendanaan lebih berdampak. Hal ini dapat berlaku bagi dukungan pendanaan pada rumah tangga, UMKM, maupun perusahaan dengan memberikan syarat terkait pengelolaan lingkungan.
Kelima, mengelola anggaran yang berkelanjutan. Penerimaan negara yang sedang terpukul dapat dioptimalkan dengan menaikkan penerimaan dari pengelolaan sumber daya alam yang juga dapat memberikan efek positif pada pelestarian lingkungan.
Keenam, menjalankan program secara pintar dan efisien. Ketujuh, melakukan pentahapan dalam penerapan strategi mencapai ekonomi berkelanjutan.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Keuangan Masyita Crystalin menyebut saat ini masih banyak hambatan sektoral. Harusnya seluruh pihak belajar dari Korea Selatan yang berhasil mengembangkan teknologi terbarukan.
Hal ini karena ada learning curve yang menunjukkan adaptasi bila teknologi terbarukan konsisten dikembangkan. "Kita contoh Korsel, terbukti teknologi terbarukan jadi kebutuhan dan harganya turun. Sedangkan di Indonesia sangat sulit untuk memulainya," ujar Masyita.
Lebih lanjut dia juga mengingatkan dibutuhkan tenaga kerja buruh yang fleksibel berpindah dari satu industri ke industri lainnya. Hal ini mengingat kondisi perekonomian yang mulai terjadi perubahan signifikan.
Beberapa industri diperkirakan akan tumbuh menggantikan industri lainnya yang tidak bisa bertahan. "Penguasaan Bahasa Inggris sudah mutlak untuk tenaga kerja naik kelas. Misalnya tenaga kerja Filipina bisa masuk ke industri di Australia. Sementara karakter Filipina sama dengan Indonesia," ujarnya.
(akr)
tulis komentar anda