Hati-hati! Ini Bahayanya Jika Asing Terus-terusan Caplok Bank Nasional
Selasa, 25 Agustus 2020 - 21:56 WIB
JAKARTA - Makin gencarnya investasi asing di perbankan domestik punya beberapa implikasi. Sebut saja Kookmin Bank yang baru saja mengambil alih mayoritas saham Bank Bukopin .
Menurut Pengamat Ekonomi Bhima Yudshistira ekspansi bank asing di Indonesia sepertinya berada dalam tahap yang mengkhawatirkan jika dilihat dari kacamata kepentingan ekonomi nasional.
"Dampak ekspansi bank asing membuat arus modal keluar makin deras jika terjadi shock pada ekonomi sehingga sangat beresiko pada sistem keuangan jangka panjang," ujar Bhima saat dihubungi di Jakarta, Selasa (25/8/2020).
Menurut dia setiap dividen yang disetor ke investor asing pun rentan dibawa pulang ke negara asal. "Ini membuat CAD berisiko melebar, dan melemahkan nilai tukar rupiah," tandas dia.
Tidak hanya itu, problem lain yakni, adanya potensi transfer pricing antara anak dan induk bank baik dalam bentuk pengalihan dana simpanan, penempatan tenaga kerja dan pembelian barang dari negara asal. Selain itu, ada faktor resiko soal penggunaan data nasabah bank di Indonesia untuk kepentingan induk bank asing. "Indonesia soal perlindungan data nasabah tergolong lemah," bebernya.
Menurut Pengamat Ekonomi Bhima Yudshistira ekspansi bank asing di Indonesia sepertinya berada dalam tahap yang mengkhawatirkan jika dilihat dari kacamata kepentingan ekonomi nasional.
"Dampak ekspansi bank asing membuat arus modal keluar makin deras jika terjadi shock pada ekonomi sehingga sangat beresiko pada sistem keuangan jangka panjang," ujar Bhima saat dihubungi di Jakarta, Selasa (25/8/2020).
Menurut dia setiap dividen yang disetor ke investor asing pun rentan dibawa pulang ke negara asal. "Ini membuat CAD berisiko melebar, dan melemahkan nilai tukar rupiah," tandas dia.
Tidak hanya itu, problem lain yakni, adanya potensi transfer pricing antara anak dan induk bank baik dalam bentuk pengalihan dana simpanan, penempatan tenaga kerja dan pembelian barang dari negara asal. Selain itu, ada faktor resiko soal penggunaan data nasabah bank di Indonesia untuk kepentingan induk bank asing. "Indonesia soal perlindungan data nasabah tergolong lemah," bebernya.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda