Gulingkan Dolar AS, Lebih 50 Negara Bisa Terima Sistem Pembayaran BRICS
Kamis, 22 Agustus 2024 - 19:58 WIB
JAKARTA - BRICS bersiap menciptakan sistem pembayaran independen untuk menyelesaikan transaksi lintas batas di antara negara-negara anggota. Sistem pembayaran baru ini tidak akan mengintegrasikan dolar AS ke dalam mekanisme tersebut namun diselesaikan dalam mata uang lokal.
Dolar AS dapat dikirim ke jalur penurunan dan memperkuat mata uang asli negara-negara berkembang. Kemungkinan terjadinya hiperinflasi di dalam negeri tetap tinggi jika AS gagal mengimpor dolar ke seluruh dunia.
Negara-negara berkembang ingin memutuskan hubungan dengan dolar AS dengan harapan dapat menggulingkan dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia. Sistem pembayaran BRICS dapat menjadi kendaraan yang dapat memenuhi aspirasi keuangan negara-negara berkembang.
Sekitar 47 negara saat ini telah menyatakan minat mereka untuk bergabung dengan aliansi BRICS sebelum KTT 2024. Semuanya adalah negara-negara berkembang yang berasal dari Asia, Afrika, Amerika Selatan, dan Eropa Timur.
Ambisi yang baru ditemukan adalah untuk memperkuat mata uang lokal mereka dan tidak bergantung pada dolar AS untuk perdagangan. Oleh karena itu, sistem pembayaran BRICS yang akan datang dapat memenuhi kebutuhan mereka dan bermanfaat bagi mata uang lokal untuk perdagangan.
Ketua Dewan Federasi Rusia Valentina Matviyenko menyatakan sistem pembayaran BRICS dapat meyakinkan negara-negara berkembang lainnya untuk mulai menggunakannya dalam pembayaran perdagangan dan mengakhiri ketergantungan pada dolar AS. Ia mengatakan bahwa mekanisme pembayaran baru ini bukan lagi sekedar ide, tetapi akan segera menjadi kenyataan.
"Ini bukan lagi hanya sebuah ide, ini akan segera diwujudkan," ujar dia dilansir dari Watcher Guru, Kamis (22/8/2024).
"Saya berharap sistem yang telah diciptakan oleh BRICS akan menjadi sebuah tren, sebuah contoh yang tidak hanya diikuti oleh negara-negara BRICS, namun juga oleh negara-negara lain," tandasnya.
Dolar AS dapat dikirim ke jalur penurunan dan memperkuat mata uang asli negara-negara berkembang. Kemungkinan terjadinya hiperinflasi di dalam negeri tetap tinggi jika AS gagal mengimpor dolar ke seluruh dunia.
Negara-negara berkembang ingin memutuskan hubungan dengan dolar AS dengan harapan dapat menggulingkan dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia. Sistem pembayaran BRICS dapat menjadi kendaraan yang dapat memenuhi aspirasi keuangan negara-negara berkembang.
Sekitar 47 negara saat ini telah menyatakan minat mereka untuk bergabung dengan aliansi BRICS sebelum KTT 2024. Semuanya adalah negara-negara berkembang yang berasal dari Asia, Afrika, Amerika Selatan, dan Eropa Timur.
Ambisi yang baru ditemukan adalah untuk memperkuat mata uang lokal mereka dan tidak bergantung pada dolar AS untuk perdagangan. Oleh karena itu, sistem pembayaran BRICS yang akan datang dapat memenuhi kebutuhan mereka dan bermanfaat bagi mata uang lokal untuk perdagangan.
Ketua Dewan Federasi Rusia Valentina Matviyenko menyatakan sistem pembayaran BRICS dapat meyakinkan negara-negara berkembang lainnya untuk mulai menggunakannya dalam pembayaran perdagangan dan mengakhiri ketergantungan pada dolar AS. Ia mengatakan bahwa mekanisme pembayaran baru ini bukan lagi sekedar ide, tetapi akan segera menjadi kenyataan.
Baca Juga
"Ini bukan lagi hanya sebuah ide, ini akan segera diwujudkan," ujar dia dilansir dari Watcher Guru, Kamis (22/8/2024).
"Saya berharap sistem yang telah diciptakan oleh BRICS akan menjadi sebuah tren, sebuah contoh yang tidak hanya diikuti oleh negara-negara BRICS, namun juga oleh negara-negara lain," tandasnya.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda