Kemenkeu Mencatat Defisit APBN Terus Melebar

Rabu, 26 Agustus 2020 - 09:35 WIB
Kemenkeu mencatat defisit APBN hingga pertengahan tahun ini telah mencapai Rp330,2 triliun. Foto/dok
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga pertengahan tahun ini telah mencapai Rp330,2 triliun. Realisasi defisit anggaran itu setara dengan 2,01% produk domestik bruto (PDB).

“Realisasi defisit APBN kita saat ini cukup besar. Karena itu, dampaknya terhadap defisit APBN akan sangat besar hingga akhir tahun,” ujar Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual kemarin.

Dia merinci, belanja negara hingga 31 Juli 2020 tercatat senilai Rp1.252,4 triliun atau 45,7% dari pagu Rp2.739,2 triliun. Realisasi belanja negara itu tumbuh 1,3% dibandingkan penyerapan per akhir Juli tahun lalu yang senilai Rp1.236,3 triliun.



Sementara itu, realisasi penerimaan perpajakan hingga Juli 2020 tercatat senilai Rp711 triliun atau 50,6% dari target Rp1.404,5 triliun. Performa ini mencatatkan kontraksi 12,3% dibandingkan realisasi akhir Juli 2019 senilai Rp810,6 triliun. (Baca: Ekonom: Defisit APBN Melebar Lebih Baik Ketimbang Krisis)

Adapun realisasi pendapatan negara tercatat senilai Rp922,2 triliun atau terkontraksi 12,4% dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu, Rp1.052,4 triliun. “Realisasi pendapatan negara itu setara dengan 54,1% dari target senilai Rp1.699,9 triliun,” katanya.

Sri Mulyani menambahkan, kenaikan defisit hingga 79,5% dibandingkan tahun lalu yang 183% menggambarkan penerimaan mengalami tekanan. “Belanja naik akibat Covid-19 dan karena itu dampaknya ke defisit sangat besar. Sampai akhir tahun estimasi 6,34% dari PDB, sampai akhir Juli defisit 2% dari PDB,” paparnya.

Belanja negara mencapai Rp1.252,4 triliun diprioritaskan untuk penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PEN). Realisasi tersebut setara 45,72% target perubahan APBN berdasarkan Perpres Nomor 72/2020, yakni senilai Rp2.739,2 triliun. “Belanja kementerian/lembaga (K/L) adalah Rp419,6 triliun atau 50,2% dari total belanja K/L yang ada di dalam perpres, pertumbuhannya flat 0% dibandingkan tahun lalu,” kata Menkeu.

Sri Mulyani menyebut belanja selain K/L yaitu Rp374 triliun atau 32,8%. Angka ini naik cukup besar, 9,5%, karena banyak program-program PEN memang dimasukkan dalam pos belanja non-K/L.

Adapun belanja pemerintah pusat, Rp793,6 triliun atau 40% dari total belanja di dalam Perpres Nomor 72/2020, hanya tumbuh 4,2% dibandingkan belanja tahun lalu pada bulan Juli yang berarti tumbuh 9,2%. Peningkatan kinerja realisasi belanja pemerintah pusat tersebut terutama dipengaruhi oleh realisasi bantuan sosial yang mencapai Rp117,04 triliun atau tumbuh 55,9%. (Baca juga: Rusia Rilis Video Ledakan Tsar Bomba, Bom Nuklir Terkuat Sejagad)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More