Duh, Realisasi Investasi Minerba Tahun Ini Bisa Anjlok Sangat Dalam

Rabu, 26 Agustus 2020 - 12:56 WIB
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah membuat harga komoditas dan tambang mengalami penurunan yang signifikan. Bahkan, para pengamat memprediksi realisasi investasi mineral dan batubara (minerba) tahun 2020 akan meleset dari target.

Berdasarkan data asosiasi, investasi minerba tahun 2020 dinilai akan turun hingga 15% atau berada dikisaran USD5,5 miliar. Angka tersebut jauh di bawah target investasi minerba di awal tahun 2020 yang mencapai USD7,749 miliar. ( Baca juga:BI Targetkan Penukaran Uang Rupiah 75 Tahun RI Capai 30 Ribu Lembar Per Hari )

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia memproyeksi penurunan realisasi investasi tersebut bisa lebih dari 15%. Bahkan menurutnya realisasi investasi bisa hanya mencapai 60% (turun 40%) dari realisasi investasi tahun lalu. Hal ini disebabkan wabah virus Corona yang telah menghambat beberapa proyek serta aktivitas pertambangan yang mengakibatkan perlambatan sektor investasi tersebut.

"Saya proyeksi (penurunan) mungkin lebih dari 15%. Bahkan saya estimasi (realisasi investasi) 60% dari realisasi tahun lalu melihat kondisi saat ini," ujarnya pada IDX Channel Market Review, Rabu (26/8/2020).



Hendra melanjutkan, hampir semua lini bisnis di sektor pertambangan mineral dan batu bara terdampak akibat pandemi Covid-19. Perusahaan yang dalam survival mode akan melakukan efisiensi secara ketat sehingga berpengaruh terhadap rencana investasi. Menurut dia, restrukturasi finansial saat ini merupakan jalan terbaik bagi industri batubara.

"Kalau kita lihat perusahaan batubara dalam survival mode melakukan pengurangan cost. Sejumlah perusahaan melakukan efisiensi pengurangan rasio batubara dan menegosiasikan juga dengan kontraktornya agar ditinjau kembali," ungkapnya.

Demikian juga dengan perusahaan mineral yang sedang berinvestasi. Dari sisi pembangunan smelter, Covid-19 telah menghambat dan mengubah jadwal pengerjaan. Menurut Hendra, perusahaan harus melihat nilai keekonomian dalam perubahan situasi pasar sepert itu.

"Tentunya perusahaan-perusahaan juga membicarakan dengan para mitra. Restrukturisasi keuangan juga dilakukan agar bertahan. Baru nanti komitmen investasi yang dilakukan bisa dilaksanakan karena bagaimana pun juga profitabilitas dari perusahaan ini sangat penting, bukan hanya untuk perusahaan tetapi bagi negara akan mendapatkan pajak dari situ," jelasnya.

Dia menambahkan, dengan kondisi harga batubara saat ini juga akan berpengaruh pada kinerja emiten perusahaan batubara yang diperkirakan bisa anjlok 20% hingga 50%. Untuk itu, pemerintah perlu mempertimbangkan kebijakan-kebijakan untuk mendukung perusahaan ini bisa survive bahkan melanjutkan investasi. ( Baca juga:Loyalis Amien Rais Anggap Tak Ada Manfaatnya Komentari Sekjen PAN )

"Tentu akan berdampak pada penurunan penerimaan negara juga. Ini kami sedang diskusikan dengan pemerintah cara agar perusahaan ini bisa didukung," tandasnya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More