Pandu Tani dan Gakoptindo Siap Pasok Kebutuhan Pangan Makan Bergizi Gratis
Selasa, 03 September 2024 - 13:39 WIB
JAKARTA - Pandu Tani Indonesia (Patani) bersama Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) mendukung penuh program makan bergizi yang digulirkan presiden terpilih Prabowo Subianto. Dua organisasi besar nasional ini berkolaborasi menyiapkan pasokan kebutuhan pangan untuk program tersebut, khususnya tahu dan tempe.
baca juga: Ketum Pandu Tani Indonesia Sarjan Tahir Dorong Pembentukan Badan Gizi Nasional
“Patani dan Gakoptindo sudah sering berkolaborasi, terutama dalam hal pangan. Kami tentunya terpanggil untuk turut berpartisipasi dan mengawal program-program yang akan digulirkan presiden terpilih Probowo Subianto , terutama program makan bergizi gratis,” kata Direktur Utama (Dirut) Patani Sarjan Tahir usai pertemuan dengan Ketua Umum Gakoptindo, Aip Syaifuddin, di Kantor Pusat Patani, Gedung Smesco, Jakarta, Senin (2/9/2024).
Dipaparkan Sarjan, saat ini Patani yang memiliki 15 Kanwil dan 40.000 anggota yang tersebar di seluruh Indonesia senantiasa fokus dalam isu-isu ketahanan pangan, bahkan memiliki program Kampung Patani yang sudah berjalan sejak 2021. “Kampung Patani ini salah satu dari banyak program Patani di bidang ketahanan pangan yang nantinya kita dorong untuk turut men-support program makan bergizi gratis ini, bersama Gakoptindo tentunya,” kata Sarjan.
Sarjan menjelaskan, program Kampung Patani dengan Pusat Pengendali Nasional (PPN) Kampung Patani di Desa Cimande, Bogor, Jawa Barat, yang dikomandoi Marsda TNI (Purn) Gutomo, adalah konsep membangun suatu kawasan berbasis pertanian dalam arti luas (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan) secara terpadu, ramah lingkungan (berkelanjutan/sustainable) dan memberi nilai tambah, yang mampu menyejahterahkan petani, nelayan, dan pelaku UMKM di kawasan tersebut.
PPN Kampung Patani- layaknya Pentagon di Amerika Serikat (AS), berfungsi untuk menghimpun data dan informasi sebagai bahan evaluasi atas kinerja Kampung Patani di seluruh Indonesia. Awal digulirkan, ada lima Kampung Patani di daerah yang bersamaan ikut di-launching, yakni di Ogan Ilir, Sumatera Selatan; di Maros, Sulawesi Selatan; Ternate, Maluku Utara; Malinau, Kalimantan Utara; dan di Bangka Belitung. Saat ini Kampung Patani sudah banyak tersebar, baik yang dibangun secara perorangan maupun kelompok atau komunitas.
baca juga: Pandu Tani Masifkan Pendirian Kampung Patani hingga Pelosok Negeri
Adapun model atau bentuk Kampung Patani disesuaikan dengan kondisi agroekosistem dan kearifan lokal kawasan setempat serta memerhatikan karakteristik, kondisi sosial budaya, dan ekonomi, antara lain: Kampung Patani berbasis Kehutanan Sosial, Kampung Patani berbasis Perkebunan, Kampung Patani berbasis Tanaman Pangan, Kampung Patani berbasis Tanaman Hortikultura, Kampung Patani berbasis Peternakan, Kampung Patani berbasis Perikanan/Kelautan, dan Kampung Patani berbasis Koperasi dan UMKM.
“Banyak manfaat yang diperoleh pelaku usaha dalam kawasan Kampung Patani, di antaranya bisa meningkatkan produktivitas, dan tersedianya saprodi, pemasaran serta pembiayaan usaha yang difasilitasi oleh Patani melalui Koperasi Indokopat. Petani, nelayan, koperasi dan UMKM dalam kawasan Kampung Patani juga diberi pelatihan sesuai kebutuhan serta terciptanya kawasan usaha agribisnis yang berkelanjutan (ramah lingkungan),” tutur Sarjan.
baca juga: Ketum Pandu Tani Indonesia Sarjan Tahir Dorong Pembentukan Badan Gizi Nasional
“Patani dan Gakoptindo sudah sering berkolaborasi, terutama dalam hal pangan. Kami tentunya terpanggil untuk turut berpartisipasi dan mengawal program-program yang akan digulirkan presiden terpilih Probowo Subianto , terutama program makan bergizi gratis,” kata Direktur Utama (Dirut) Patani Sarjan Tahir usai pertemuan dengan Ketua Umum Gakoptindo, Aip Syaifuddin, di Kantor Pusat Patani, Gedung Smesco, Jakarta, Senin (2/9/2024).
Dipaparkan Sarjan, saat ini Patani yang memiliki 15 Kanwil dan 40.000 anggota yang tersebar di seluruh Indonesia senantiasa fokus dalam isu-isu ketahanan pangan, bahkan memiliki program Kampung Patani yang sudah berjalan sejak 2021. “Kampung Patani ini salah satu dari banyak program Patani di bidang ketahanan pangan yang nantinya kita dorong untuk turut men-support program makan bergizi gratis ini, bersama Gakoptindo tentunya,” kata Sarjan.
Sarjan menjelaskan, program Kampung Patani dengan Pusat Pengendali Nasional (PPN) Kampung Patani di Desa Cimande, Bogor, Jawa Barat, yang dikomandoi Marsda TNI (Purn) Gutomo, adalah konsep membangun suatu kawasan berbasis pertanian dalam arti luas (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan) secara terpadu, ramah lingkungan (berkelanjutan/sustainable) dan memberi nilai tambah, yang mampu menyejahterahkan petani, nelayan, dan pelaku UMKM di kawasan tersebut.
PPN Kampung Patani- layaknya Pentagon di Amerika Serikat (AS), berfungsi untuk menghimpun data dan informasi sebagai bahan evaluasi atas kinerja Kampung Patani di seluruh Indonesia. Awal digulirkan, ada lima Kampung Patani di daerah yang bersamaan ikut di-launching, yakni di Ogan Ilir, Sumatera Selatan; di Maros, Sulawesi Selatan; Ternate, Maluku Utara; Malinau, Kalimantan Utara; dan di Bangka Belitung. Saat ini Kampung Patani sudah banyak tersebar, baik yang dibangun secara perorangan maupun kelompok atau komunitas.
baca juga: Pandu Tani Masifkan Pendirian Kampung Patani hingga Pelosok Negeri
Adapun model atau bentuk Kampung Patani disesuaikan dengan kondisi agroekosistem dan kearifan lokal kawasan setempat serta memerhatikan karakteristik, kondisi sosial budaya, dan ekonomi, antara lain: Kampung Patani berbasis Kehutanan Sosial, Kampung Patani berbasis Perkebunan, Kampung Patani berbasis Tanaman Pangan, Kampung Patani berbasis Tanaman Hortikultura, Kampung Patani berbasis Peternakan, Kampung Patani berbasis Perikanan/Kelautan, dan Kampung Patani berbasis Koperasi dan UMKM.
“Banyak manfaat yang diperoleh pelaku usaha dalam kawasan Kampung Patani, di antaranya bisa meningkatkan produktivitas, dan tersedianya saprodi, pemasaran serta pembiayaan usaha yang difasilitasi oleh Patani melalui Koperasi Indokopat. Petani, nelayan, koperasi dan UMKM dalam kawasan Kampung Patani juga diberi pelatihan sesuai kebutuhan serta terciptanya kawasan usaha agribisnis yang berkelanjutan (ramah lingkungan),” tutur Sarjan.
tulis komentar anda