Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.526, Dibayangi Tumpukan Utang

Selasa, 03 September 2024 - 16:01 WIB
Meskipun demikian, para pedagang masih bertaruh pada kemungkinan penurunan suku bunga dari Fed. Hasil laporan pekerjaan yang akan datang kemungkinan akan berdampak signifikan pada lintasan dolar dalam waktu dekat.

Salah satunya angka penggajian yang lebih kuat dari yang diharapkan dan tingkat pengangguran yang lebih rendah kemungkinan akan memberi pasar keyakinan yang lebih besar bahwa risiko pertumbuhan telah mereda.

Baca Juga: The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga, Rupiah Tersungkur ke Level Rp15.423

Dari sentimen domestik, utang di negara maju melonjak dari 70 persen menjadi 112 persen dari produk domestik bruto (PDB), sementara di negara-negara berkembang kenaikan jumlah utang paska pandemi dari 47 persen dari PDB awal 2000 sekarang mencapai 71 persen. Sedangakn Utang Indonesia relatif terjaga di tengah ketidakpastian global dan tingginya tensi geopolitik di dunia.

Hingga akhir Juli 2024, rasio utang kembali turun menjadi 38,68 persen yang berarti masih jauh di bawah batas aman yakni 60 persen sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Lonjakan utang di berbagai negara tersebut disebabkan oleh ruang fiskal dan ruang moneter yang menjadi sangat menyempit akibat kondisi seluruh dunia yang belum sepenuhnya pulih paskapandemi, dan terjadinya perang serta tensi geopolitik.

Secara global kondisi 2024 belum menunjukkan adanya perbaikan dikarenakan situasi global masih sama dan bahkan cenderung meruncing karena tensi geopolitik dan peperangan di sejumlah negara. Disrupsi akibat terjadinya perang mengakibatkan inflasi meningkat tinggi dan diikuti dengan suku bunga global yang melonjak tinggi, meskipun mulai September 2024 akan terjadi penurunan suku bunga terutama di Amerika Serikat.

Perang juga bisa menyebabkan disrupsi suplai sehingga harga komoditas melonjak tinggi. Sehingga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dunia melemah. Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi global pada 2024 hanya sebesar 3,2 persen lebih rendah dari tahun lalu, dan pada 2025 akan tumbuh 3,3 persen sama seperti tahun 2023. Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.450 - Rp15.550 per USD.
(nng)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More