Ekspor 100 Ton Bawang Goreng ke Malaysia, Mendag: Jaga Neraca Dagang Tetap Surplus

Rabu, 26 Agustus 2020 - 18:07 WIB
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto (tengah). Foto/SINDOnews
JAKARTA - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto melepas ekspor ke Negeri Jiran Malaysia sebanyak 100 ton bawang merah goreng untuk menjaga neraca perdagangan agar tetap surplus. Ekspor dilakukan melalui pelabuhan Belawan, Medan, Sumatra Utara dengan total lima kontainer.

"Momentum pelepasan ekspor produk bernilai tambah ini sekaligus merupakan wujud konkret Pemerintah bersama para pelaku bisnis untuk terus berupaya menjaga neraca perdagangan. Diharapkan pelaku bisnis terus berinovasi menciptakan produk-produk bernilai tambah dan memanfaatkan peluang pasar yang ada, agar bisa bersaing di dalam maupun luar negeri," ujar Mendag, di Jakarta, Rabu (26/8/2020).





Menurut dia, pelepasan ekspor ini merupakan bentuk dukungan dari Kementerian Perdagangan terhadap para pelaku usaha untuk terus bertahan dan meningkatkan ekspornya di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Pelepasan ekspor dilakukan usai acara penyerahan piagam apresiasi kepada Satuan Tugas (Satgas) Pangan.

Mendag menyampaikan, Kemendag mengapresiasi upaya keras pelaku bisnis, seperti PT Inti Sumber Citra Rasa dari Sumatra Utara yang terus melakukan inovasi pengembangan produk ekspor di masa pandemi. "Hal ini membuktikan bahwa industri di dalam negeri masih memiliki peluang peningkatan ekspor di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19," tandas dia.

Dia menjelaskan, kunci keberhasilan PT Inti Sumber Citra Rasa adalah kemampuannya memberikan nilai tambah disesuaikan dengan standar halal dan kesehatan. Selain itu, perusahaan ini mampu melakukan penyesuaian terhadap perubahan selera konsumen di pasar global. Bawang merah goreng ini dikemas dengan baik dan menggunakan merek lokal ‘Mamamia’.

Mendag menyampaikan, untuk menjaga neraca perdagangan, Kemendag telah menerapkan kebijakan peningkatan ekspor yang berbasis hilirisasi komoditas. Salah satunya adalah pengolahan komoditas bawang merah menjadi bawang merah goreng guna meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk di pasar global dan semoga dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi para pelaku bisnis, khususnya pelaku UMKM, untuk terus mengembangkan produk ekspor yang bernilai tambah sehingga mampu menciptakan banyak lapangan kerja.

Sejak 2017, Indonesia berhasil meningkatkan produksi dan swasembada bawang merah sehingga tidak lagi mengimpor. Bahkan tren ekspor komoditas ini mengalami kenaikan rata-rata 39,38 persen selama periode 2015-2019. Hal ini menjadikan bawang merah sebagai salah satu komoditas unggulan dalam memperkuat neraca perdagangan Indonesia.



Sentra produksi bawang merah Indonesia tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Sebagian besar kontribusi nasional berada di pulau Jawa, seperti Jawa Tengah berkontribusi terhadap produksi nasional sebesar 30,49 persen, Jawa Timur (25,81 persen), Jawa Barat (10,98 persen), Nusa Tenggara Barat (11,91 persen), Sumatra Barat (7,75 persen), Sulawesi Selatan (6,44 persen), dan Sumatra Utara (1,14 persen).

Sebelumnya, Kemendag telah melakukan beberapa pelepasan ekspor selama masa pandemi. Kegiatan tersebut di antaranya adalah pelepasan ekspor perdana produk jamu Sido Muncul ke Arab Saudi, pelepasan kontainer ekspor ke-4000 Mayora Group, pelepasan kontainer ekspor produk tekstil ke-11 juta meter PT Ateja Tritunggal ke-84 negara, serta pelepasan ekspor perdana produk kopi olahan PT UCC Victor Oro Prima ke Tiongkok.

"Pelepasan ekspor ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi pelaku bisnis lainnya untuk terus mengembangkan ekspornya. Dengan tetap mendorong aktivitas produksi dan pemasaran sehingga pertumbuhan ekonomi masyarakat dapat terus berjalan," kata dia.
(nng)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More