Transformasi dan Inovasi Rantai Pasok Bulog untuk Kedaulatan Pangan
Sabtu, 07 September 2024 - 21:00 WIB
Dengan adanya program kemitraan ini, para petani akan terbantu dalam peningkatan produktivitas. Dalam publikasinya, Bulog menegaskan, menjadi pemimpin rantai pasok pangan terpercaya adalah salah satu visi transformasi. Karenanya, Bulog terus melakukan transformasi di semua lini untuk mencapai ketahanan pangan.
Selain dengan swasta, Bulog juga berkolaborasi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Salah satunya dengan PT Pupuk Indonesia yang memiliki Program Makmur. Saat ini, ada 100.180,44 hektare lahan padi yang menjadi binaan Program Makmur. Bulog juga memiliki stok dengan volume yang ideal yakni sebanyak 1,8 juta ton. Untuk menjaga stok Bulog terus mendahulukan pengadaan gabah/beras dalam negeri selama musim panen. Hingga akhir semester I 2024, Bulog telah menyerap produk petani dalam negeri sebanyak hampir 700 ribu ton.
Tak hanya di dalam negeri, transformasi di sektor hulu juga dilakukan dengan mencari sumber lain di luar negeri. Melalui penugasan dari pemerintah, Bulog mengimpor beras agar stok di dalam negeri terus terjaga. Bulog mendapat penugasan impor sebanyak 3,6 juta ton. Bulog juga melakukan penjajakan kerja sama ekonomi dan investasi pangan dengan Kamboja.
Berbagai langkah yang dilakukan itu untuk memastikan bahwa pasokan pangan kepada masyarakat tetap stabil dan terjaga. Terlebih, pemerintah memberikan penugasan tambahan pengadaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dalam negeri ke Bulog sebesar 600 ribu ton. CBP diperlukan untuk menopang kebutuhan beras program intervensi pemerintah, antara lain kelanjutan program bantuan pangan beras di Agustus, Oktober, dan Desember 2024 yang memerlukan 662 ribu ton.
Kemudian penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang hingga akhir tahun kebutuhannya sekitar 500 ribu ton. “Stok cukup, sampai dengan akhir tahun diperkirakan sampai 1,5 juta ton, masih ada di gudang,” tegas Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi.
Di sektor hilir, Bulog melibatkan peran masyarakat untuk menjaga kedaulatan pangan, salah satunya melalui Sahabat Rumah Pangan Kita (RPK). Konsep Sahabat RPK dikembangkan dengan maksud lebih mendekatkan Perum Bulog dengan masyarakat melalui pola kemitraan dan kerja sama yang setara, juga saling menguntungkan.
Dengan adanya Sahabat RPK, penyaluran pangan dari pemerintah ke masyarakat bisa didistribusikan secara merata di seluruh wilayah Indonesia, sehingga dapat diakses oleh seluruh masyarakat dengan harga yang terjangkau. RPK merupakan ikhtiar Bulog untuk menjual produknya langsung ke konsumen melalui toko-toko kecil dalam rangka menjaga pasokan dan stabilitas harga pangan di tingkat konsumen.
baca juga: Demurrage Beras Bulog, DPR Dorong Pengawasan Teknis Lapangan
Selama ini, rantai pasok pangan nasional cukup panjang mulai dari Bulog kemudian disalurkan ke distributor lalu ke pedagang besar, berlanjut ke pedagang kecil hingga ke masyarakat. Keberadaan RPK akan memperpendek rantai distribusi, sehingga distribusi pangan langsung dari Bulog ke RPK kemudian ke masyarakat sebagai end user.
Bulog pun mempermudah akses masyarakat untuk berpartisipasi dalam rantai pasok pangan nasional. Melalui inovasi digital, masyarakat yang ingin menjadi Sahabat RPK bisa mendaftar melalui aplikasi di telepon seluler. Melalui aplikasi MyRPK, masyarakat yang bergabung dalam ekosistem Bulog bisa memesan dan menjual produknya melalui ponsel.
Selain dengan swasta, Bulog juga berkolaborasi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Salah satunya dengan PT Pupuk Indonesia yang memiliki Program Makmur. Saat ini, ada 100.180,44 hektare lahan padi yang menjadi binaan Program Makmur. Bulog juga memiliki stok dengan volume yang ideal yakni sebanyak 1,8 juta ton. Untuk menjaga stok Bulog terus mendahulukan pengadaan gabah/beras dalam negeri selama musim panen. Hingga akhir semester I 2024, Bulog telah menyerap produk petani dalam negeri sebanyak hampir 700 ribu ton.
Tak hanya di dalam negeri, transformasi di sektor hulu juga dilakukan dengan mencari sumber lain di luar negeri. Melalui penugasan dari pemerintah, Bulog mengimpor beras agar stok di dalam negeri terus terjaga. Bulog mendapat penugasan impor sebanyak 3,6 juta ton. Bulog juga melakukan penjajakan kerja sama ekonomi dan investasi pangan dengan Kamboja.
Berbagai langkah yang dilakukan itu untuk memastikan bahwa pasokan pangan kepada masyarakat tetap stabil dan terjaga. Terlebih, pemerintah memberikan penugasan tambahan pengadaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dalam negeri ke Bulog sebesar 600 ribu ton. CBP diperlukan untuk menopang kebutuhan beras program intervensi pemerintah, antara lain kelanjutan program bantuan pangan beras di Agustus, Oktober, dan Desember 2024 yang memerlukan 662 ribu ton.
Kemudian penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang hingga akhir tahun kebutuhannya sekitar 500 ribu ton. “Stok cukup, sampai dengan akhir tahun diperkirakan sampai 1,5 juta ton, masih ada di gudang,” tegas Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi.
Di sektor hilir, Bulog melibatkan peran masyarakat untuk menjaga kedaulatan pangan, salah satunya melalui Sahabat Rumah Pangan Kita (RPK). Konsep Sahabat RPK dikembangkan dengan maksud lebih mendekatkan Perum Bulog dengan masyarakat melalui pola kemitraan dan kerja sama yang setara, juga saling menguntungkan.
Dengan adanya Sahabat RPK, penyaluran pangan dari pemerintah ke masyarakat bisa didistribusikan secara merata di seluruh wilayah Indonesia, sehingga dapat diakses oleh seluruh masyarakat dengan harga yang terjangkau. RPK merupakan ikhtiar Bulog untuk menjual produknya langsung ke konsumen melalui toko-toko kecil dalam rangka menjaga pasokan dan stabilitas harga pangan di tingkat konsumen.
baca juga: Demurrage Beras Bulog, DPR Dorong Pengawasan Teknis Lapangan
Selama ini, rantai pasok pangan nasional cukup panjang mulai dari Bulog kemudian disalurkan ke distributor lalu ke pedagang besar, berlanjut ke pedagang kecil hingga ke masyarakat. Keberadaan RPK akan memperpendek rantai distribusi, sehingga distribusi pangan langsung dari Bulog ke RPK kemudian ke masyarakat sebagai end user.
Bulog pun mempermudah akses masyarakat untuk berpartisipasi dalam rantai pasok pangan nasional. Melalui inovasi digital, masyarakat yang ingin menjadi Sahabat RPK bisa mendaftar melalui aplikasi di telepon seluler. Melalui aplikasi MyRPK, masyarakat yang bergabung dalam ekosistem Bulog bisa memesan dan menjual produknya melalui ponsel.
Lihat Juga :
tulis komentar anda