ISEW 2024 Transisi Energi Berkeadilan Menuju Indonesia Emas

Selasa, 10 September 2024 - 20:49 WIB
Upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045 salah satunya dengan mempercepat transisi energi berkeadilan. Foto/Dok
JAKARTA - Indonesia mempunyai visi Indonesia Emas 2045 sebagai salah satu negara ekonomi terbesar di dunia. Untuk menjadi negara maju, diperlukan pertumbuhan ekonomi tinggi yang berkelanjutan, serta pengurangan emisi GRK untuk mencapai net zero emission pada 2060 atau lebih cepat.

Upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045 salah satunya dengan mempercepat transisi energi berkeadilan. Hal ini menjadi pembahasan dalam Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) 2024 dengan tema besar “Bersatu Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan: Memajukan Transisi Energi untuk Indonesia Emas dan Emisi Nol Bersih” (10/9/2024).



Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste Thomas Graf menyatakan perjalanan transisi energi Indonesia mendapat dukungan dan sokongan dari banyak negara, termasuk Jerman.



“Jerman termasuk negara yang berkomitmen menyediakan pendanaan transisi energi dalam kerangka Just Energy Transition Partnership (JETP). Sejauh ini, Jerman telah memberikan kontribusi sekitar USD 1 miliar untuk proyek di JETP, dan sekitar USD 2,4 miliar untuk memperkuat sektor energi yang berkelanjutan di Indonesia,” kata Thomas dalam sambutannya.

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas Ervan Maksum, menyampaikan percepatan transisi energi berkeadilan menjadi kunci pencapaian Indonesia Emas 2045.

“Kita perlu mendorong proses transisi energi berkeadilan. Penyediaan listrik yang rendah karbon menjadi solusi untuk pembangunan regional. Membangun sistem transmisi yang andal dan mampu mengakomodasi energi terbarukan di luar Pulau Jawa merupakan hal penting untuk mendorong pemerataan,” jelas Ervan.

Menyoal kapasitas energi terbarukan pada 2060, Prof. Eniya Listiani Dewi, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), menyampaikan pihaknya tengah menyiapkan draf Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) baru. Pada draft RUPTL tersebut akan menargetkan lebih dari 367 GW energi terbarukan pada 2060, dengan porsi variabel energi terbarukan dengan penyimpanan energi mencapai 42 persen.

Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif IESR, menyatakan bahwa IESR turut ikut berkolaborasi bersama dengan GIZ Indonesia dan Kementerian PPN/Bappenas dalam Project Clean, Affordable and Secure Energy (CASE) for Southeast Asia dan Sustainable Energy Transition Indonesia (SETI) bersama dengan GIZ Indonesia dan Kementerian ESDM dalam mengakselerasi transisi energi di Indonesia. Fabby menambahkan, terdapat empat faktor yang perlu ada untuk mempercepat transisi energi, yaitu kebijakan yang mendukung investasi energi terbarukan, ketersediaan teknologi energi terbarukan, ketersediaan pendanaan, serta dukungan dan partisipasi masyarakat dan para pemangku kepentingan.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More