Apa itu BRICS Pay? Sistem Pembayaran Independen Alternatif SWIFT
Rabu, 11 September 2024 - 16:30 WIB
JAKARTA - Mendengar BRICS Pay , sebagian orang tentu masih merasa asing. Istilah tersebut mengacu pada sistem pembayaran independen untuk memfasilitasi transaksi lintas batas antar anggota.
Sebagaimana diketahui, BRICS selama ini berusaha mengurangi ketergantungan negara anggotanya terhadap dolar AS. Nah, sejalan dengan kebijakan dedolarisasi tersebut, kelompok ekonomi ini secara aktif mempersiapkan pembentukan sistem pembayaran independen yang kemudian dikenal sebagai BRICS Pay.
Saat ini, keberadaan BRICS Pay memang masih dalam tahap perencanaan. Kendati begitu, proyek ini diklaim masih terus bergulir dan bakal berjalan sesuai rencana ke depannya.
Prakarsa ini menjadi bagian dari upaya konkret BRICS dalam mengurangi ketergantungan pada dolar AS dan sistem keuangan lain yang didominasi Barat.
BRICS Pay dirancang agar negara anggota bisa melakukan transaksi lintas batas tanpa menggunakan dolar AS. Sebagai platform pembayaran digital, negara-negara anggota nantinya dapat melakukan pembayaran atau transaksi dengan aman dan lancar melalui mata uang lokal mereka.
Selain itu, proyek ini juga ditujukan untuk mengurangi biaya dan kompleksitas pembayaran internasional. Singkatnya, BRICS Pay akan menjadi cara yang aman dan andal bagi anggota ketika bertransaksi.
Menariknya lagi, BRICS Pay nantinya didukung teknologi canggih seperti blockchain. Keberadaannya tentu bisa menjadi alternatif sempurna terhadap jaringan SWIFT .
Rencananya, sistem pembayaran yang diinisiasi BRICS itu akan diumumkan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) 2024 di Kazan, Rusia. Menurut beberapa laporan, tercatat sudah ada sejumlah negara yang mengonfirmasi bakal ikut serta dalam BRICS Pay.
Sistem pembayaran baru BRICS ini sangat penting bagi upaya dedolarisasi yang mereka gencarkan. Sistem tersebut akan memberikan jalan bagi negara-negara yang berpartisipasi untuk berdagang dalam mata uang lokal.
Sebagaimana diketahui, BRICS selama ini berusaha mengurangi ketergantungan negara anggotanya terhadap dolar AS. Nah, sejalan dengan kebijakan dedolarisasi tersebut, kelompok ekonomi ini secara aktif mempersiapkan pembentukan sistem pembayaran independen yang kemudian dikenal sebagai BRICS Pay.
Saat ini, keberadaan BRICS Pay memang masih dalam tahap perencanaan. Kendati begitu, proyek ini diklaim masih terus bergulir dan bakal berjalan sesuai rencana ke depannya.
Apa itu BRICS Pay?
BRICS Pay adalah sistem pembayaran independen yang bertujuan memfasilitasi transaksi lintas batas antar negara-negara anggota yang awalnya hanya terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan hingga meluas hingga Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, serta Uni Emirat Arab.Prakarsa ini menjadi bagian dari upaya konkret BRICS dalam mengurangi ketergantungan pada dolar AS dan sistem keuangan lain yang didominasi Barat.
BRICS Pay dirancang agar negara anggota bisa melakukan transaksi lintas batas tanpa menggunakan dolar AS. Sebagai platform pembayaran digital, negara-negara anggota nantinya dapat melakukan pembayaran atau transaksi dengan aman dan lancar melalui mata uang lokal mereka.
Selain itu, proyek ini juga ditujukan untuk mengurangi biaya dan kompleksitas pembayaran internasional. Singkatnya, BRICS Pay akan menjadi cara yang aman dan andal bagi anggota ketika bertransaksi.
Menariknya lagi, BRICS Pay nantinya didukung teknologi canggih seperti blockchain. Keberadaannya tentu bisa menjadi alternatif sempurna terhadap jaringan SWIFT .
Rencananya, sistem pembayaran yang diinisiasi BRICS itu akan diumumkan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) 2024 di Kazan, Rusia. Menurut beberapa laporan, tercatat sudah ada sejumlah negara yang mengonfirmasi bakal ikut serta dalam BRICS Pay.
Sistem pembayaran baru BRICS ini sangat penting bagi upaya dedolarisasi yang mereka gencarkan. Sistem tersebut akan memberikan jalan bagi negara-negara yang berpartisipasi untuk berdagang dalam mata uang lokal.
(akr)
tulis komentar anda