China Temukan Harta Karun Langka di Daerah Termiskin, Simpan Cadangan hingga 5 Juta Ton
Rabu, 18 September 2024 - 22:05 WIB
"Meskipun mengkonsolidasikan keunggulan sumber daya sangat penting, industri tanah jarang China juga harus berkembang ke sektor hilir, meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya, dan meningkatkan keunggulan teknologi perusahaan," kata Pan.
China menyumbang antara 80-90 persen dari produksi tanah jarang global pada awal tahun 2010-an, tetapi dominasi tersebut berkurang menjadi sekitar 70 persen pada tahun 2023 di tengah peningkatan pasokan tanah jarang secara global, menurut Survei Geologi AS.
China Rare Earth Group dibentuk pada 2021 setelah penggabungan unit-unit di bawah tiga perusahaan negara, yang dipandang oleh para analis industri sebagai langkah signifikan untuk memperkuat dominasi produksi tanah jarang di China.
"(Grup ini) akan meningkatkan fungsi intinya dalam menjaga keamanan sumber daya tanah jarang, berfokus pada enam tujuan utama dalam bidang tanah jarang dengan memperluas sumber daya, meningkatkan cadangan, meningkatkan produksi, menstabilkan pasokan, mengurangi biaya, dan memastikan keamanan," tambah pernyataan perusahaan.
Baca Juga: Rangkul Dedolarisasi, BRICS Salip G7 di Bidang Ekonomi Utama
Bulan lalu, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi dan Kementerian Sumber Daya Alam China, bersama-sama menetapkan batas atas untuk produksi pertambangan tanah jarang gelombang kedua tahun ini sebesar 135.000 ton dan peleburan 127.000 ton.
Jika digabungkan dengan kuota pertama, maka kedua kuota tahun ini mencapai 270.000 ton dan 254.000 ton, yang masing-masing mewakili peningkatan 5,9 persen dan 4,2 persen dari tahun sebelumnya, dari dua kuota pertama yang dirilis tahun lalu.
Data Bea Cukai menunjukkan, ekspor tanah jarang China dalam delapan bulan pertama tahun ini naik 6,4% dari tahun ke tahun menjadi 38.755 ton, sementara nilai ekspor anjlok 40,2% menjadi USD341,2 juta.
China menyumbang antara 80-90 persen dari produksi tanah jarang global pada awal tahun 2010-an, tetapi dominasi tersebut berkurang menjadi sekitar 70 persen pada tahun 2023 di tengah peningkatan pasokan tanah jarang secara global, menurut Survei Geologi AS.
China Rare Earth Group dibentuk pada 2021 setelah penggabungan unit-unit di bawah tiga perusahaan negara, yang dipandang oleh para analis industri sebagai langkah signifikan untuk memperkuat dominasi produksi tanah jarang di China.
"(Grup ini) akan meningkatkan fungsi intinya dalam menjaga keamanan sumber daya tanah jarang, berfokus pada enam tujuan utama dalam bidang tanah jarang dengan memperluas sumber daya, meningkatkan cadangan, meningkatkan produksi, menstabilkan pasokan, mengurangi biaya, dan memastikan keamanan," tambah pernyataan perusahaan.
Baca Juga: Rangkul Dedolarisasi, BRICS Salip G7 di Bidang Ekonomi Utama
Bulan lalu, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi dan Kementerian Sumber Daya Alam China, bersama-sama menetapkan batas atas untuk produksi pertambangan tanah jarang gelombang kedua tahun ini sebesar 135.000 ton dan peleburan 127.000 ton.
Jika digabungkan dengan kuota pertama, maka kedua kuota tahun ini mencapai 270.000 ton dan 254.000 ton, yang masing-masing mewakili peningkatan 5,9 persen dan 4,2 persen dari tahun sebelumnya, dari dua kuota pertama yang dirilis tahun lalu.
Data Bea Cukai menunjukkan, ekspor tanah jarang China dalam delapan bulan pertama tahun ini naik 6,4% dari tahun ke tahun menjadi 38.755 ton, sementara nilai ekspor anjlok 40,2% menjadi USD341,2 juta.
(nng)
tulis komentar anda