23 Negara Resmi Daftar Anggota BRICS, Tetangga Indonesia Ikut Antre
Senin, 23 September 2024 - 07:45 WIB
JAKARTA - 23 negara secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan aliansi BRICS sebelum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) 2024 di Kazan, Rusia. Negara-negara ini berasal dari Asia, Afrika dan Amerika Selatan semuanya merupakan negara berkembang, yang ingin menggunakan mata uang lokal untuk perdagangan bukan dolar AS.
Perkembangan ini mengindikasikan bahwa blok ini menguntungkan bagi negara-negara berkembang karena memberikan solusi membantu mata uang lokal mereka berkembang. Aliansi BRICS berada di garis depan dalam agenda dedolarisasi dan negara-negara berkembang menemukan bahwa inisiatif ini sangat produktif.
Baca Juga: Israel dan Hizbullah Saling Serang Ratusan Rudal, di Ambang Perang Habis-habisan
Berdasarkan laporan yang dihimpun WatcherGuru, selain 23 negara yang secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan blok ini terdapat 24 negara secara informal telah menyatakan ketertarikan mereka untuk bergabung dengan aliansi BRICS. Dengan demikian, jumlah total negara yang ingin bergabung dengan BRICS telah bertambah menjadi 47 negara.
KTT BRICS dijadwalkan berlangsung di Kazan, Rusia, pada 22-24 Oktober 2024. Beberapa diskusi penting mengenai perdagangan dan kesepakatan baru akan dilakukan dalam konferensi ini. Penggunaan mata uang lokal yang lebih luas, bukan dolar AS untuk transaksi lintas batas menjadi tujuan utama aliansi ini.
Menarik Perhatian
BRICS menarik perhatian negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand dan Malaysia menyatakan keinginan mereka bergabung dengan blok ini. Thailand negara yang pertama mengajukan permohonan keanggotaan dengan memulai prosedur-prosedur formal.
"Menjadi anggota BRICS akan membuka peluang perdagangan dan investasi, jadi pertanyaannya adalah, mengapa tidak?" ujar Direktur Eksekutif ASEAN Foundation, Piti Srisangam mengatakan kepada DW, belum lama ini.
Baca Juga: China Kuasai Harta Karun Super Langka Dunia, AS dan Sekutu Tak Terima
Sementara, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam Pham Thu Hang, mengatakan, "Seperti banyak negara di seluruh dunia, kami memantau dengan seksama proses perluasan keanggotaan BRICS."
Pada KTT BRICS di Afrika Selatan tahun lalu memunculkan spekulasi bahwa Indonesia satu-satunya negara G20 di Asia Tenggara yang berharap dapat menyelesaikan proses aksesi dengan OECD dalam waktu tiga tahun bisa menjadi anggota BRICS.
Perkembangan ini mengindikasikan bahwa blok ini menguntungkan bagi negara-negara berkembang karena memberikan solusi membantu mata uang lokal mereka berkembang. Aliansi BRICS berada di garis depan dalam agenda dedolarisasi dan negara-negara berkembang menemukan bahwa inisiatif ini sangat produktif.
Baca Juga: Israel dan Hizbullah Saling Serang Ratusan Rudal, di Ambang Perang Habis-habisan
Berdasarkan laporan yang dihimpun WatcherGuru, selain 23 negara yang secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan blok ini terdapat 24 negara secara informal telah menyatakan ketertarikan mereka untuk bergabung dengan aliansi BRICS. Dengan demikian, jumlah total negara yang ingin bergabung dengan BRICS telah bertambah menjadi 47 negara.
KTT BRICS dijadwalkan berlangsung di Kazan, Rusia, pada 22-24 Oktober 2024. Beberapa diskusi penting mengenai perdagangan dan kesepakatan baru akan dilakukan dalam konferensi ini. Penggunaan mata uang lokal yang lebih luas, bukan dolar AS untuk transaksi lintas batas menjadi tujuan utama aliansi ini.
Menarik Perhatian
BRICS menarik perhatian negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand dan Malaysia menyatakan keinginan mereka bergabung dengan blok ini. Thailand negara yang pertama mengajukan permohonan keanggotaan dengan memulai prosedur-prosedur formal.
"Menjadi anggota BRICS akan membuka peluang perdagangan dan investasi, jadi pertanyaannya adalah, mengapa tidak?" ujar Direktur Eksekutif ASEAN Foundation, Piti Srisangam mengatakan kepada DW, belum lama ini.
Baca Juga: China Kuasai Harta Karun Super Langka Dunia, AS dan Sekutu Tak Terima
Sementara, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam Pham Thu Hang, mengatakan, "Seperti banyak negara di seluruh dunia, kami memantau dengan seksama proses perluasan keanggotaan BRICS."
Pada KTT BRICS di Afrika Selatan tahun lalu memunculkan spekulasi bahwa Indonesia satu-satunya negara G20 di Asia Tenggara yang berharap dapat menyelesaikan proses aksesi dengan OECD dalam waktu tiga tahun bisa menjadi anggota BRICS.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda