Mesin Perang Moskow Bakal Mendingin Saat Pemasukan Migas Turun Jadi Rp1.785 Triliun

Selasa, 24 September 2024 - 14:52 WIB
Dalam jangka panjang, minyak mentah mungkin menjadi lebih murah karena permintaan menyusut dan energi terbarukan menjadi lebih populer, menurut proyeksi. Dokumen-dokumen tersebut memuji upaya OPEC+, yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia, untuk menyeimbangkan kembali pasar minyak dengan memangkas produksi.

Pajak Lebih Rendah

Faktor lain yang berkontribusi terhadap proyeksi penurunan pendapatan minyak dan gas untuk anggaran Rusia tahun 2025 adalah rencana menghapus beban pajak tambahan pada Gazprom, yang telah lama menjadi sumber uang tunai utama bagi pemerintah.

Sejak invasi ke Ukraina, raksasa gas Rusia itu telah memotong sebagian besar ekspor pipanya ke Eropa, yang sebelumnya merupakan pasar luar negeri terbesarnya. Keputusan tersebut mengakibatkan Gazprom menelan kerugian bersih pertama sejak awal abad ini pada tahun 2023.

Namun, pemerintah memberlakukan pajak rejeki nomplok pada produsen, dengan harapan menerima tambahan 50 miliar rubel dari perusahaan setiap bulan antara 2023 dan 2025.

Salah satu rencana saat ini yakni meringankan beban pajak pada Gazprom, menurut dokumen. Jika diadopsi, rezim fiskal yang lebih lunak akan mengekang pendapatan pajak Rusia dari produksi gas lebih dari 30% dari tahun sebelumnya menjadi lebih dari 1 triliun rubel pada tahun 2025, menurut perhitungan Bloomberg berdasarkan draf data.

Namun, keringanan pajak dapat meningkatkan hasil keuangan Gazprom, yang mulai pulih awal tahun ini. Jika Gazprom melanjutkan pembayaran dividen, itu bisa mengimbangi beberapa penurunan pendapatan pemerintah, karena negara bagian adalah pemegang saham terbesar perusahaan.
(akr)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More