Pemanfaatan EBT Butuh Investasi Rp240 Triliun hingga 2030
Rabu, 25 September 2024 - 21:34 WIB
JAKARTA - Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi menyebut saat ini hanya 0,3 persen pemanfaatan EBT yang dilakukan dari total potensi energi yang ada.
"EBT kita saat ini baru dipakai 0,3 persen diantara 3,4 TeraWatt potensinya," kata Eniya dikutip, Rabu (25/9/2024).
Potensi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia belum sepenuhnya dieksekusi. Potensi EBT yang besar ini menurut Eniya seharusnya dapat digunakan sebaik mungkin untuk dapat menjaga ketahanan energi nasional serta memenuhi target pencapaian bauran EBT.
"Potensi dan pemanfaatan EBT menjadi perhatian dari pak Menteri ESDM yang selalu menanyakan berapa banyak EBT kita," ujar Eniya.
Baca Juga: Dukung Transisi Energi, BNI Salurkan Kredit Hijau SLL Rp5,9 Triliun
Agar pemanfaatan EBT ini dapat direalisasikan secara lebih baik, perlu adanya investasi yang berkualitas. Menurut Eniya investasi di sektor energi terbarukan masih banyak ketinggalan dibanding sektor-sektor lainnya. Padahal hingga tahun 2030 saja, Eniya mengklaim membutuhkan investasi hingga US$ 15,9 miliar.
"Tentu saja saat ini untuk investasi kita memerlukan investasi USD15,9 miliar (setara Rp240 triliun) sampai dengan tahun 2030, ini yang masih banyak ketinggalan," ujar Eniya.
Komitmen Barito Renewables Mengembangkan Energi Terbarukan di Indonesia
Salah satu perusahaan pengembang EBT yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) melalui anak usahanya Star Energy Geothermal menegaskan komitmennya dalam mendukung pemanfaatan EBT dengan meningkatkan kapasitas terpasang yang diumumkan di acara International Geothermal Conference and Exhibition 2024 (IIGCE) di Jakarta, minggu lalu.
"EBT kita saat ini baru dipakai 0,3 persen diantara 3,4 TeraWatt potensinya," kata Eniya dikutip, Rabu (25/9/2024).
Potensi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia belum sepenuhnya dieksekusi. Potensi EBT yang besar ini menurut Eniya seharusnya dapat digunakan sebaik mungkin untuk dapat menjaga ketahanan energi nasional serta memenuhi target pencapaian bauran EBT.
"Potensi dan pemanfaatan EBT menjadi perhatian dari pak Menteri ESDM yang selalu menanyakan berapa banyak EBT kita," ujar Eniya.
Baca Juga: Dukung Transisi Energi, BNI Salurkan Kredit Hijau SLL Rp5,9 Triliun
Agar pemanfaatan EBT ini dapat direalisasikan secara lebih baik, perlu adanya investasi yang berkualitas. Menurut Eniya investasi di sektor energi terbarukan masih banyak ketinggalan dibanding sektor-sektor lainnya. Padahal hingga tahun 2030 saja, Eniya mengklaim membutuhkan investasi hingga US$ 15,9 miliar.
"Tentu saja saat ini untuk investasi kita memerlukan investasi USD15,9 miliar (setara Rp240 triliun) sampai dengan tahun 2030, ini yang masih banyak ketinggalan," ujar Eniya.
Komitmen Barito Renewables Mengembangkan Energi Terbarukan di Indonesia
Salah satu perusahaan pengembang EBT yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) melalui anak usahanya Star Energy Geothermal menegaskan komitmennya dalam mendukung pemanfaatan EBT dengan meningkatkan kapasitas terpasang yang diumumkan di acara International Geothermal Conference and Exhibition 2024 (IIGCE) di Jakarta, minggu lalu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda