Orang Terkaya Rusia Ketiban Durian Runtuh Saat Perang, Hartanya Nambah Rp467,8 Triliun
Rabu, 02 Oktober 2024 - 09:01 WIB
MOSKOW - Gabungan harta kekayaan bersih dari orang- orang terkaya di Rusia mengalami lonjakan sebesar USD31 miliar atau setara Rp467,8 triliun (Kurs Rp15.093 per USD) sejak awal tahun 2024, meski negaranya dihantam sanksi berat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Lonjakan harta orang terkaya Rusia, dilihat berdasarkan Bloomberg Billionaires Index.
Dimana ada sebanyak 25 miliarder Rusia yang terdaftar dalam 500 orang terkaya di dunia per 30 September. Saat ini posisi orang terkaya di Rusia masih dipegang oleh pemilik raksasa pertambangan Norilsk Nickel yakni Vladimir Potanin, yang menempati posisi ke-56 secara global.
Harta kekayan raja nikel asal Rusia itu diperkirakan meningkat mencapai USD1,57 miliar dalam tiga kuartal pertama tahun ini, menjadi USD32,6 miliar.
Sedangkan posisi kedua dipegang oleh Vladimir Lisin, chairman NLMK yakni produsen baja terbesar di Rusia. Pengusaha baja tersebut mendapati hartanya bertambah USD4,27 miliar di 2024 dan kini bernilai sekitar USD28,2 miliar. Pada awal tahun, Bloomberg menempatkan Lisin sebagai orang terkaya keempat di Rusia.
Selanjutnya ada Vagit Alekperov, mantan bos raksasa energi Rusia Lukoil, di mana dia masih memiliki sebagian besar saham perusahaan untuk berada pada urutan ketiga. Menurut Bloomberg, Alekperov telah mengantongi hampir USD3 miliar tahun ini, untuk meningkatkan kekayaan bersihnya menjadi USD27,5 miliar.
Lonjakan kekayaan terbesar dirasakan oleh Andrey Melnichenko, pendiri produsen pupuk EuroChem dan pemasok batubara termal, Suek. Dia adalah orang terkaya keenam di Rusia, dimana hartanya bertambah lebih dari USD6 miliar sepanjang periode Januari-September, menjadikan hartanya tembus USD25 miliar, berdasarkan perkiraan Bloomberg.
Deretan miliarder Rusia, seperti Potanin, Alekperov, dan Melnichenko tetap meraup cuan, meski sedang dalam situasi terkena sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak eskalasi konflik Ukraina pada tahun 2022.
Pendiri dan pemilik Telegram, Pavel Durov berada di nomor 310 dalam daftar Bloomberg dengan kekayaan bersih USD9,07 miliar. Maestro teknologi itu ditahan di Prancis pada bulan Agustus dan didakwa dengan beberapa pelanggaran serta dikaitkan dengan kerugian sebesar USD85 juta.
Dimana ada sebanyak 25 miliarder Rusia yang terdaftar dalam 500 orang terkaya di dunia per 30 September. Saat ini posisi orang terkaya di Rusia masih dipegang oleh pemilik raksasa pertambangan Norilsk Nickel yakni Vladimir Potanin, yang menempati posisi ke-56 secara global.
Harta kekayan raja nikel asal Rusia itu diperkirakan meningkat mencapai USD1,57 miliar dalam tiga kuartal pertama tahun ini, menjadi USD32,6 miliar.
Sedangkan posisi kedua dipegang oleh Vladimir Lisin, chairman NLMK yakni produsen baja terbesar di Rusia. Pengusaha baja tersebut mendapati hartanya bertambah USD4,27 miliar di 2024 dan kini bernilai sekitar USD28,2 miliar. Pada awal tahun, Bloomberg menempatkan Lisin sebagai orang terkaya keempat di Rusia.
Selanjutnya ada Vagit Alekperov, mantan bos raksasa energi Rusia Lukoil, di mana dia masih memiliki sebagian besar saham perusahaan untuk berada pada urutan ketiga. Menurut Bloomberg, Alekperov telah mengantongi hampir USD3 miliar tahun ini, untuk meningkatkan kekayaan bersihnya menjadi USD27,5 miliar.
Baca Juga
Lonjakan kekayaan terbesar dirasakan oleh Andrey Melnichenko, pendiri produsen pupuk EuroChem dan pemasok batubara termal, Suek. Dia adalah orang terkaya keenam di Rusia, dimana hartanya bertambah lebih dari USD6 miliar sepanjang periode Januari-September, menjadikan hartanya tembus USD25 miliar, berdasarkan perkiraan Bloomberg.
Deretan miliarder Rusia, seperti Potanin, Alekperov, dan Melnichenko tetap meraup cuan, meski sedang dalam situasi terkena sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak eskalasi konflik Ukraina pada tahun 2022.
Pendiri dan pemilik Telegram, Pavel Durov berada di nomor 310 dalam daftar Bloomberg dengan kekayaan bersih USD9,07 miliar. Maestro teknologi itu ditahan di Prancis pada bulan Agustus dan didakwa dengan beberapa pelanggaran serta dikaitkan dengan kerugian sebesar USD85 juta.
tulis komentar anda