Xi Jinping Siap Bertolak ke Rusia, Pimpin KTT BRICS Bareng Putin
Kamis, 10 Oktober 2024 - 07:23 WIB
JAKARTA - Pemimpin China Xi Jinping bersiap untuk menghadiri pertemuan puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2024, di Kazan, Rusia. Hal itu dikonfirmasi langsung Menteri Luar Negeri China Wang Yi, sebagai upaya yang dilakukan ketika Moskow dan Beijing berusaha melawan pengaruh Barat.
Kunjungan Xi ke Rusia akan menjadi yang kedua sejak Kremlin mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022. China mengklaim mengambil posisi netral dalam konflik ini, tetapi mendukung pernyataan Kremlin bahwa tindakan Rusia diprovokasi oleh Barat, dan China terus memasok komponen-komponen penting yang dibutuhkan Moskow untuk produksi senjata.
Wang Yi bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di St Petersburg, baru-baru ini dan keduanya memuji hubungan antara kedua negara. Xi bersama Putin akan memimpin KTT BRICS di Kazan, Rusia, pada Oktober ini.
Putin mengumumkan bahwa keduanya akan mengadakan pertemuan bilateral di Kazan dan mendiskusikan berbagai aspek hubungan Rusia-China, yang berkembang dengan cukup sukses dari segala sektor.
Melansir dari AP News, Xi terakhir kali mengunjungi Rusia pada Maret 2023 dan Putin membalasnya dengan melakukan perjalanannya sendiri ke China pada Oktober tahun lalu. Kedua pemimpin tersebut juga telah bertemu di Beijing pada bulan Mei, di mana Putin melakukan perjalanan luar negeri pertama dalam masa jabatan presidennya yang kelima, dan di Kazakhstan pada bulan Juli.
Peningkatan perdagangan China dengan Rusia mencapai USD240 miliar tahun lalu telah membantu negara ini mengurangi sejumlah dampak terburuk dari sanksi Barat. Moskow telah mengalihkan sebagian besar ekspor energinya ke China dan mengandalkan perusahaan-perusahaan negara tersebut mengimpor komponen teknologi tinggi untuk industri militer Rusia untuk menghindari sanksi Barat. Kedua negara ini juga telah meningkatkan hubungan militer mereka dalam dua tahun terakhir.
Aliansi BRICS didirikan pada 2006 oleh Brasil, Rusia, India dan China, dengan Afrika Selatan bergabung pada 2010. BRICS mengalami perluasan dan sekarang mencakup Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab (UEA). Arab Saudi telah mempertimbangkan untuk bergabung, dan Azerbaijan serta Malaysia telah mengajukan permohonan secara resmi.
BRICS memiliki tujuan memperkuat suara negara-negara berkembang dengan tujuan mengimbangi tatanan global yang dipimpin Barat. Para anggota pendirinya telah menyerukan tatanan dunia yang lebih adil dan reformasi lembaga-lembaga internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dana Moneter Internasional (IMF), dan Bank Dunia (World Bank).
Kunjungan Xi ke Rusia akan menjadi yang kedua sejak Kremlin mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022. China mengklaim mengambil posisi netral dalam konflik ini, tetapi mendukung pernyataan Kremlin bahwa tindakan Rusia diprovokasi oleh Barat, dan China terus memasok komponen-komponen penting yang dibutuhkan Moskow untuk produksi senjata.
Wang Yi bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di St Petersburg, baru-baru ini dan keduanya memuji hubungan antara kedua negara. Xi bersama Putin akan memimpin KTT BRICS di Kazan, Rusia, pada Oktober ini.
Putin mengumumkan bahwa keduanya akan mengadakan pertemuan bilateral di Kazan dan mendiskusikan berbagai aspek hubungan Rusia-China, yang berkembang dengan cukup sukses dari segala sektor.
Melansir dari AP News, Xi terakhir kali mengunjungi Rusia pada Maret 2023 dan Putin membalasnya dengan melakukan perjalanannya sendiri ke China pada Oktober tahun lalu. Kedua pemimpin tersebut juga telah bertemu di Beijing pada bulan Mei, di mana Putin melakukan perjalanan luar negeri pertama dalam masa jabatan presidennya yang kelima, dan di Kazakhstan pada bulan Juli.
Peningkatan perdagangan China dengan Rusia mencapai USD240 miliar tahun lalu telah membantu negara ini mengurangi sejumlah dampak terburuk dari sanksi Barat. Moskow telah mengalihkan sebagian besar ekspor energinya ke China dan mengandalkan perusahaan-perusahaan negara tersebut mengimpor komponen teknologi tinggi untuk industri militer Rusia untuk menghindari sanksi Barat. Kedua negara ini juga telah meningkatkan hubungan militer mereka dalam dua tahun terakhir.
Aliansi BRICS didirikan pada 2006 oleh Brasil, Rusia, India dan China, dengan Afrika Selatan bergabung pada 2010. BRICS mengalami perluasan dan sekarang mencakup Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab (UEA). Arab Saudi telah mempertimbangkan untuk bergabung, dan Azerbaijan serta Malaysia telah mengajukan permohonan secara resmi.
BRICS memiliki tujuan memperkuat suara negara-negara berkembang dengan tujuan mengimbangi tatanan global yang dipimpin Barat. Para anggota pendirinya telah menyerukan tatanan dunia yang lebih adil dan reformasi lembaga-lembaga internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dana Moneter Internasional (IMF), dan Bank Dunia (World Bank).
(nng)
tulis komentar anda