Bapanas: Ekspor Bawang Merah ke Malaysia Terbuka Lebar

Minggu, 13 Oktober 2024 - 15:25 WIB
Komoditas bawang merah dinilai punya potensi besar untuk diekspor ke Malaysia. FOTO/Ilustrasi
JAKARTA - Badan Pangan Nasional ( Bapanas ) menilai produk pangan Indonesia sangat berpeluang untuk merambah pasar internasional. Salah satunya adalah komoditas bawang merah yang punya potensi besar untuk diekspor ke Malaysia.

"Bawang merah, kita lihat dapat di ekspor dari Indonesia ke Malaysia dan beberapa negara lainnya. Ini tentu menjadi harapan kita bahwa Indonesia bisa menjadi produsen pangan dunia," kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam pernyataan resminya, Sabtu (12/10/2024).





Mengutip data Kementerian Pertanian, selama kurun waktu 2019 sampai 2023, Indonesia menempati urutan ke-33 dalam lingkup global sebagai negara eksportir bawang. Rerata nilai ekspor 2019-2023 adalah sebesar USD9,46 juta per tahun. Ekspor ini mengalami kenaikan impresif sebesar 44,87% jika dibandingkan kurun waktu 2017-2021.

Adapun menurut proyeksi neraca pangan nasional yang disusun Bapanas, Indonesia merupakan negara produsen bawang merah dengan produksi tahunan mampu mencapai 1,35 juta ton. Sementara kebutuhan konsumsi dalam setahun sebesar 1,16 juta ton, sehingga masih terdapat surplus sekitar 186.000 ton.

Lebih lanjut, pada tahun 2023 Indonesia memiliki 3,5 juta rumah tangga usaha pertanian yang mengandalkan hortikultura sebagai usaha utama. Komoditas sayuran yang masih menjadi unggulan hortikultura antara lain bawang merah, cabai besar, cabai rawit, kubis, kentang, dan tomat.



Selama 2023, yang menjadi penyumbang produksi terbesar kategori sayuran adalah bawang merah dengan 13,59%. Thailand menjadi negara ASEAN terbanyak yang menerima ekspor bawang merah dari Indonesia, sebanyak 6.000 ton dengan nilai transaksi mencapai USD8 juta pada 2023.

Sementara ekspor bawang merah Indonesia ke Malaysia terus mengalami kenaikan yang progresif. Pada 2021, jumlahnya masih berada di angka 59,6 ton. Kemudian terus meningkat sampai 10 kali lipat pada 2023 menjadi 612,8 ton.

Semangat untuk membangun Indonesia sebagai produsen pangan dunia selaras dengan komitmen Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk kembali mewujudkan swasembada pangan paling lambat empat tahun setelah dilantik pada 20 Oktober mendatang. Hal ini berarti ekspor pangan dilakukan ketika kebutuhan pangan di dalam negeri telah mampu dipasok dari produksi domestik.
(fjo)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More