Terpisah dari Barat, BRICS Akan Ciptakan Perbankan dan Sistem Keuangan Mandiri
Rabu, 23 Oktober 2024 - 07:45 WIB
JAKARTA - Negara-negara anggota BRICS berencana mengembangkan mekanisme tunggal kerja sama perbankan dan pertukaran pesan keuangan yang tidak akan bergantung pada standar yang dipaksakan oleh Barat. Hal itu diungkapkan Duta Besar Iran untuk Moskow Kazem Jalali.
"Dalam isu pemberantasan terorisme, sektor keuangan dan perbankan, dan di bidang pertukaran pesan (keuangan), Barat telah mengembangkan aturan berdasarkan standarnya yang bias," katanya seperti dikutip oleh kantor berita IRNA, Rabu (23/10/2024).
Negara-negara anggota BRICS menurutnya dapat menciptakan standar yang adil di bidang keuangan. "Kita tidak boleh memaksa diri kita sendiri untuk bertindak sesuai dengan standar-standar Barat, yang merugikan negara-negara Selatan karena hal tersebut semata-mata bertujuan untuk memenuhi tuntutan negara-negara Barat," cetusnya.
BRICS yang didirikan oleh Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan saat ini telah diperkuat oleh Mesir, Etiopia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, yang resmi bergabung per 1 Januari 2024.
Dalam KTT BRICS ke-16, yang diadakan di Kazan pada tanggal 22-24 Oktober di bawah pimpinan Rusia, BRICS disebut-sebut akan menerima anggota baru dari berbagai belahan dunia.
Sebelumnya, pendiri dan CEO Global South Queens (GSQ) Media House, Nonkululeko Patricia Mantula menyebut kehadiran BRICS muncul sebagai alternatif bagi negara-negara yang ingin mengurangi ketergantungan mereka pada struktur Barat. Mantula juga menyoroti kapasitas BRICS untuk melawan pengaruh narasi Barat, sistem keuangan, dan dampak sanksi Barat.
"Sekarang kami melihat sanksi yang dijatuhkan pada negara-negara tertentu, ada bias pada beberapa badan internasional ini, BRICS telah menjadi solusi," kata Mantula kepada RT di sela-sela Forum Bisnis BRICS di Moskow, yang diadakan pada 17-18 Oktober.
"Dalam isu pemberantasan terorisme, sektor keuangan dan perbankan, dan di bidang pertukaran pesan (keuangan), Barat telah mengembangkan aturan berdasarkan standarnya yang bias," katanya seperti dikutip oleh kantor berita IRNA, Rabu (23/10/2024).
Negara-negara anggota BRICS menurutnya dapat menciptakan standar yang adil di bidang keuangan. "Kita tidak boleh memaksa diri kita sendiri untuk bertindak sesuai dengan standar-standar Barat, yang merugikan negara-negara Selatan karena hal tersebut semata-mata bertujuan untuk memenuhi tuntutan negara-negara Barat," cetusnya.
BRICS yang didirikan oleh Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan saat ini telah diperkuat oleh Mesir, Etiopia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, yang resmi bergabung per 1 Januari 2024.
Dalam KTT BRICS ke-16, yang diadakan di Kazan pada tanggal 22-24 Oktober di bawah pimpinan Rusia, BRICS disebut-sebut akan menerima anggota baru dari berbagai belahan dunia.
Sebelumnya, pendiri dan CEO Global South Queens (GSQ) Media House, Nonkululeko Patricia Mantula menyebut kehadiran BRICS muncul sebagai alternatif bagi negara-negara yang ingin mengurangi ketergantungan mereka pada struktur Barat. Mantula juga menyoroti kapasitas BRICS untuk melawan pengaruh narasi Barat, sistem keuangan, dan dampak sanksi Barat.
"Sekarang kami melihat sanksi yang dijatuhkan pada negara-negara tertentu, ada bias pada beberapa badan internasional ini, BRICS telah menjadi solusi," kata Mantula kepada RT di sela-sela Forum Bisnis BRICS di Moskow, yang diadakan pada 17-18 Oktober.
(fjo)
Lihat Juga :
tulis komentar anda