Charoen Pokphand Bagi Dividen Rp1,32 Triliun
Sabtu, 29 Agustus 2020 - 09:12 WIB
JAKARTA - Emiten daging olahan ayam dan pakan ternak terintegrasi, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) , berencana akan membagikan dividen sebesar Rp81 per saham atau senilai total Rp1,328 triliun. (Baca: Indonesia Tidak Akan Selamat, waktu 1,5 Bulan Tidak Cukup Hindari Resesi)
“Dividen itu dibayarkan atas 16,398 miliar saham,” kata Direktur PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Ong Mei Sian, seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan secara virtual di Jakarta, kemarin.
Dividen tersebut setara dengan 36,54% dari laba bersih tahun berjalan yang didistribusikan kepada pemilik entitas induk 2019 sebesar Rp3,63 triliun. (Baca juga: Memanas, China Usir Kapal Perang AS dari Laut China Selatan)
Dalam RUPST, pemegang saham juga menyetujui laporan keuangan untuk tahun 2019 dan memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik yang akan memberikan jasa audit atas Laporan Keuangan 2020.
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk melaporkan penjualan bersih Rp58,63 triliun pada 2019. Posisi itu naik 8,67% dibandingkan dengan Rp53,95 triliun per 31 Desember 2018.
Namun, beban pokok penjualan perseroan naik lebih tinggi secara year on year (yoy). Emiten berkode saham CPIN itu mengeluarkan Rp50,53 triliun pada 2019 atau naik 12,75% dibandingkan dengan Rp44,82 triliun tahun sebelumnya. (Baca juga: Bopong Senjata dan Radar Canggih, Pesawat F-16 TNI AU Semakin Garang)
Kenaikan beban pokok penjualan yang lebih besar membuat laba kotor perseroan turun 11,37% secara yoy menjadi Rp8,09 triliun pada 2019. Tahun sebelumnya, CPIN masih mampu membukukan laba kotor Rp9,13 triliun.
Sementara itu, laba usaha perseroan juga menyusut 23,97% secara tahunan pada 2019. Pos keuntungan yang timbul dari perubahan nilai wajar aset biologis susut dari Rp10,58 miliar pada 2018 menjadi Rp3,66 miliar tahun lalu.
Salah satu kenaikan signifikan yang menekan laba usaha perseroan yakni beban operasi lainnya. Pos itu naik dari Rp123,72 miliar pada 2018 menjadi Rp580,63 miliar per 31 Desember 2019. (Lihat videonya: Dua Kali Ditangkap Warga, Macan Tutul Jawa Dilepas Liarkan ke Habitatnya)
Pada 2019, CPIN juga mengantongi laba selisih kurs Rp60,23 miliar. Posisi itu berbalik dari rugi kurs Rp144,78 miliar periode 2018.
Dengan demikian, CPIN mengantongi laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada entitas induk Rp3,63 triliun pada 2019. Posisi itu turun 20,20% dibandingkan dengan Rp4,55 triliun per 31 Desember 2018. (Heru Febrianto)
“Dividen itu dibayarkan atas 16,398 miliar saham,” kata Direktur PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Ong Mei Sian, seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan secara virtual di Jakarta, kemarin.
Dividen tersebut setara dengan 36,54% dari laba bersih tahun berjalan yang didistribusikan kepada pemilik entitas induk 2019 sebesar Rp3,63 triliun. (Baca juga: Memanas, China Usir Kapal Perang AS dari Laut China Selatan)
Dalam RUPST, pemegang saham juga menyetujui laporan keuangan untuk tahun 2019 dan memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik yang akan memberikan jasa audit atas Laporan Keuangan 2020.
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk melaporkan penjualan bersih Rp58,63 triliun pada 2019. Posisi itu naik 8,67% dibandingkan dengan Rp53,95 triliun per 31 Desember 2018.
Namun, beban pokok penjualan perseroan naik lebih tinggi secara year on year (yoy). Emiten berkode saham CPIN itu mengeluarkan Rp50,53 triliun pada 2019 atau naik 12,75% dibandingkan dengan Rp44,82 triliun tahun sebelumnya. (Baca juga: Bopong Senjata dan Radar Canggih, Pesawat F-16 TNI AU Semakin Garang)
Kenaikan beban pokok penjualan yang lebih besar membuat laba kotor perseroan turun 11,37% secara yoy menjadi Rp8,09 triliun pada 2019. Tahun sebelumnya, CPIN masih mampu membukukan laba kotor Rp9,13 triliun.
Sementara itu, laba usaha perseroan juga menyusut 23,97% secara tahunan pada 2019. Pos keuntungan yang timbul dari perubahan nilai wajar aset biologis susut dari Rp10,58 miliar pada 2018 menjadi Rp3,66 miliar tahun lalu.
Salah satu kenaikan signifikan yang menekan laba usaha perseroan yakni beban operasi lainnya. Pos itu naik dari Rp123,72 miliar pada 2018 menjadi Rp580,63 miliar per 31 Desember 2019. (Lihat videonya: Dua Kali Ditangkap Warga, Macan Tutul Jawa Dilepas Liarkan ke Habitatnya)
Pada 2019, CPIN juga mengantongi laba selisih kurs Rp60,23 miliar. Posisi itu berbalik dari rugi kurs Rp144,78 miliar periode 2018.
Dengan demikian, CPIN mengantongi laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada entitas induk Rp3,63 triliun pada 2019. Posisi itu turun 20,20% dibandingkan dengan Rp4,55 triliun per 31 Desember 2018. (Heru Febrianto)
(ysw)
tulis komentar anda