Miliarder Rusia Bicara Soal Nasib Sanksi Barat Saat Trump Jadi Presiden AS Lagi
Jum'at, 15 November 2024 - 08:23 WIB
MOSKOW - Sekelompok pemimpin bisnis asal Rusia skeptis bahwa Presiden AS (Amerika Serikat) terpilih, Donald Trump akan menghapus sanksi terhadap Moskow, bahkan jika perang di Ukraina berhenti. Hal ini diklaim Bloomberg, usai berbicara dengan enam pengusaha top Rusia, yang tidak ingin disebutkan namanya.
Dengan syarat anonim, pebisnis Rusia mengaku memiliki harapan terbatas terhadap Trump untuk melonggarkan embargo, meskipun sikap Partai Republik sebelumnya cenderung kritis terhadap langkah-langkah pembatasan yang diberlakukan oleh Washington.
"Retorika Trump dalam jalur kampanye mungkin mengisyaratkan ketidaksetujuannya terhadap sanksi, tetapi tidak ada janji nyata yang dibuat," kata seorang miliarder .
Para eksekutif Rusia percaya bahwa meski Trump telah mengkritik ketergantungan besar Washington pada sanksi karena "mengasingkan negara lain", namun membalikkan kebijakan di tengah iklim geopolitik saat ini diyakini akan terbukti sangat menantang.
Beberapa anggota elit bisnis Rusia, yang perusahaannya menopang ekonomi negara dan mempekerjakan ratusan ribu pekerja, telah menyuarakan keprihatinan tentang laju ekonomi di bawah pembatasan yang berkepanjangan.
Ketika Bank of Russia memproyeksikan pertumbuhan PDB Rusia bakal menyentuh angka 3,5–4,0% pada tahun 2024, tapi banyak pihak dari sektor swasta dilaporkan kurang optimis. Mereka berpendapat bahwa dampak ekonomi dari sanksi telah diperburuk oleh menyusutnya tenaga kerja dan fokus industri pertahanan sejak awal konflik Ukraina.
"Perusahaan asing yang meninggalkan negara itu (Rusia) menciptakan lubang dalam kapasitas produksi yang sulit digantikan," kata sumber lain, sembari memberikan catatan bahwa upaya substitusi impor berjalan "terlalu lambat" untuk mengimbangi hilangnya perusahaan Barat.
Selain itu krisis tenaga kerja terampil terus mempengaruhi berbagai sektor, ungkap sumber tersebut, mengurangi kepercayaan pada pertumbuhan yang berkelanjutan. Ditambah masih beratnya tekanan domestik.
Dengan syarat anonim, pebisnis Rusia mengaku memiliki harapan terbatas terhadap Trump untuk melonggarkan embargo, meskipun sikap Partai Republik sebelumnya cenderung kritis terhadap langkah-langkah pembatasan yang diberlakukan oleh Washington.
"Retorika Trump dalam jalur kampanye mungkin mengisyaratkan ketidaksetujuannya terhadap sanksi, tetapi tidak ada janji nyata yang dibuat," kata seorang miliarder .
Para eksekutif Rusia percaya bahwa meski Trump telah mengkritik ketergantungan besar Washington pada sanksi karena "mengasingkan negara lain", namun membalikkan kebijakan di tengah iklim geopolitik saat ini diyakini akan terbukti sangat menantang.
Beberapa anggota elit bisnis Rusia, yang perusahaannya menopang ekonomi negara dan mempekerjakan ratusan ribu pekerja, telah menyuarakan keprihatinan tentang laju ekonomi di bawah pembatasan yang berkepanjangan.
Ketika Bank of Russia memproyeksikan pertumbuhan PDB Rusia bakal menyentuh angka 3,5–4,0% pada tahun 2024, tapi banyak pihak dari sektor swasta dilaporkan kurang optimis. Mereka berpendapat bahwa dampak ekonomi dari sanksi telah diperburuk oleh menyusutnya tenaga kerja dan fokus industri pertahanan sejak awal konflik Ukraina.
"Perusahaan asing yang meninggalkan negara itu (Rusia) menciptakan lubang dalam kapasitas produksi yang sulit digantikan," kata sumber lain, sembari memberikan catatan bahwa upaya substitusi impor berjalan "terlalu lambat" untuk mengimbangi hilangnya perusahaan Barat.
Selain itu krisis tenaga kerja terampil terus mempengaruhi berbagai sektor, ungkap sumber tersebut, mengurangi kepercayaan pada pertumbuhan yang berkelanjutan. Ditambah masih beratnya tekanan domestik.
tulis komentar anda