Miliarder Rusia Bicara Soal Nasib Sanksi Barat Saat Trump Jadi Presiden AS Lagi
Jum'at, 15 November 2024 - 08:23 WIB
Sementara pajak penghasilan sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya, pajak tersebut meningkat, dan suku bunga utama Bank of Russia tinggi. Akibatnya, bisnis menghadapi kendala dalam pembiayaan mandiri, yang menyumbang 50% dari investasi mereka.
"Dengan pajak tinggi, makan investasi bakal lebih sedikit untuk diinvestasikan kembali ke dalam pertumbuhan," jelas Aleksey Vedev, kepala penelitian keuangan di Gaidar Institut dan Kebijakan Ekonomi .
Terlepas dari gelombang sanksi Barat, Rusia dengan sumber daya yang ada mampu menjaga ekonominya di bawah sanksi jangka panjang, ungkap beberapa miliarder. Pejabat Kremlin mengakui bahwa sanksi dapat bertahan selama lima hingga sepuluh tahun lagi, meskipun menurutnya sikap Barat tersebut "tidak efektif" dan tidak akan "menakut-nakuti Rusia."
Sedangkan sebelumnya Presiden Vladimir Putin menggambarkan pembatasan Barat sebagai sarana "pemerasan pembayar pajak,", namun Ia menyakini ketahanan industri dan sumber daya alam Rusia akan mampu melalui tantangan ekonomi selama bertahun-tahun.
"Dengan pajak tinggi, makan investasi bakal lebih sedikit untuk diinvestasikan kembali ke dalam pertumbuhan," jelas Aleksey Vedev, kepala penelitian keuangan di Gaidar Institut dan Kebijakan Ekonomi .
Terlepas dari gelombang sanksi Barat, Rusia dengan sumber daya yang ada mampu menjaga ekonominya di bawah sanksi jangka panjang, ungkap beberapa miliarder. Pejabat Kremlin mengakui bahwa sanksi dapat bertahan selama lima hingga sepuluh tahun lagi, meskipun menurutnya sikap Barat tersebut "tidak efektif" dan tidak akan "menakut-nakuti Rusia."
Sedangkan sebelumnya Presiden Vladimir Putin menggambarkan pembatasan Barat sebagai sarana "pemerasan pembayar pajak,", namun Ia menyakini ketahanan industri dan sumber daya alam Rusia akan mampu melalui tantangan ekonomi selama bertahun-tahun.
(akr)
tulis komentar anda