China Salip Jerman dalam Penggunaan Robot Industri
Sabtu, 23 November 2024 - 02:04 WIB
BERLIN - China telah menyalip Jerman dalam penggunaan robot industri, menurut sebuah laporan tahunan terbaru yang diterbitkan oleh Federasi Robotika Internasional (IFR). Dalam hal penggunaan robot , indikator penting perbandingan otomatisasi industri manufaktur, Korea Selatan menggunakan 1.012 robot per 10.000 karyawan, naik 5% sejak 2018.
Data IFR juga menunjukkan bahwa Singapura berada di urutan berikutnya, diikuti oleh China dengan 470 robot per 10.000 pekerja - lebih dari dua kali lipat kepadatan yang dimilikinya pada tahun 2019.
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan 429 per 10.000 karyawan di Jerman, yang memiliki tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 5% sejak 2018.
"China telah berinvestasi besar-besaran dalam teknologi otomasi dan menempati urutan ketiga dalam kepadatan robot pada tahun 2023 setelah Korea Selatan dan Singapura, di depan Jerman dan Jepang," kata presiden IFR Takayuki Ito.
Jerman di masa lalu sangat bergantung pada basis industri dan ekspornya untuk pertumbuhan, tetapi menghadapi persaingan yang semakin ketat dari negara-negara seperti China. Ia memperkirakan Jerman bakal mengalami kontraksi ekonomi untuk tahun kedua secara berturut-turut di 2024, menjadikannya negara dengan kinerja terburuk di antara Kelompok negara kaya G7.
Data IFR juga menunjukkan bahwa Singapura berada di urutan berikutnya, diikuti oleh China dengan 470 robot per 10.000 pekerja - lebih dari dua kali lipat kepadatan yang dimilikinya pada tahun 2019.
Baca Juga
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan 429 per 10.000 karyawan di Jerman, yang memiliki tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 5% sejak 2018.
"China telah berinvestasi besar-besaran dalam teknologi otomasi dan menempati urutan ketiga dalam kepadatan robot pada tahun 2023 setelah Korea Selatan dan Singapura, di depan Jerman dan Jepang," kata presiden IFR Takayuki Ito.
Jerman di masa lalu sangat bergantung pada basis industri dan ekspornya untuk pertumbuhan, tetapi menghadapi persaingan yang semakin ketat dari negara-negara seperti China. Ia memperkirakan Jerman bakal mengalami kontraksi ekonomi untuk tahun kedua secara berturut-turut di 2024, menjadikannya negara dengan kinerja terburuk di antara Kelompok negara kaya G7.
(akr)
tulis komentar anda