140 Perusahaan China Masuk Daftar Hitam AS, Perang Dagang Chip Memanas

Kamis, 05 Desember 2024 - 20:22 WIB
Departemen Perdagangan AS pada awal pekan kemarin, mengumumkan bakal melarang ekspor 24 jenis peralatan manufaktur chip, tiga program perangkat lunak, dan memori bandwidth tinggi ke China. Foto/Dok
JAKARTA - Kementerian Perdagangan China bersumpah bakal mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingannya setelah AS (Amerika Serikat) memberlakukan pengawasan ekspor yang bertujuan melumpuhkan industri semikonduktor China .

Departemen Perdagangan AS pada awal pekan kemarin, mengumumkan bakal melarang ekspor 24 jenis peralatan manufaktur chip, tiga program perangkat lunak, dan memori bandwidth tinggi ke China.



Selain itu 140 perusahaan China – termasuk pembuat alat, perakit chip, dan perusahaan investasi – ditambahkan ke daftar hitam kemendag AS atas peran mereka dalam mengembangkan industri semikonduktor domestik China.



Departemen Perdagangan mengklaim bahwa semikonduktor China "dapat digunakan dalam sistem senjata canggih generasi berikutnya dan dalam kecerdasan buatan," yang "menimbulkan risiko besar bagi keamanan nasional AS."

"Ini adalah tindakan khas pemaksaan ekonomi dan praktik non-pasar," kata juru bicara kementerian China sebagai respons.

"AS mengatakan satu hal dan dapat melakukan hal lain... menyalahgunakan langkah-langkah pengawasan ekspor, dan menerapkan intimidasi sepihak. China dengan tegas menentang ini," sambungnya.

Juru bicara kementerian China mengamati bahwa "industri semikonduktor sangat mengglobal," dan mengatakan bahwa tindakan sepihak seperti yang diambil oleh AS menghambat perdagangan bebas dan terbuka antara negara lain.

"China akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk dengan tegas melindungi hak dan kepentingannya yang sah," ungkapnya menyimpulkan.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More