Begini Cara Pebisnis di Negara Eropa Akali Sanksi Ekspor ke Rusia

Rabu, 11 Desember 2024 - 14:20 WIB
Sanksi ekspor barang-barang tertentu ke Rusia ternyata kerap dilanggar para pengusaha Eropa dengan memanfaatkan negara ketiga. FOTO/Ilustrasi
JAKARTA - Sanksi yang diterapkan kepada Rusia setelah negara itu menginvasi Ukraina ditujukan untuk membuatpelaku bisnis dunia, termasukUni Eropa (UE) kesulitan atau bahkan terpaksa menyetopkegiatan bisnisnya dengan negara tersebut. Namun, sanksi-sanksi tersebut ternyata tak betul-betul berhasil menghentikan arus barang yang dilarang diekspor ke Rusia, termasuk dari Eropa.

Berdasarkan temuan penelitian oleh badan statistik CBS dan Rijksuniversiteit Groningen, ternyata banyak perusahaan Belanda yang "mengakali" sanksi terhadap Rusia dengan mengekspor barang ke negara tetangga, terkadang menggunakan dokumen palsu. CBS mencatat, terjadi peningkatan 74% dalam nilai ekspor barang yang dikenai sanksi ke tujuh negara yang diberi label "berisiko tinggi" pada tahun 2022 dan kenaikan 90% pada tahun 2023, dibandingkan dengan rata-rata selama empat tahun sebelumnya.



Tren tersebut bertepatan dengan penurunan 86% dalam nilai barang yang dikenai sanksi yang diekspor langsung ke Rusia pada tahun 2023, setahun setelah invasi skala penuh ke Ukraina dimulai. Penelitian itu menemukan bahwabanyak barang diekspor oleh bisnis rintisan kecil yang tidak memiliki rekam jejak perdagangan barang yang dikenai sanksi sebelum tahun 2022. Lebih dari 500 perusahaan multinasional yang berbasis di Belanda juga mengirimkan barang ke negara-negara yang berbatasan dengan Rusia, seperti Armenia, Mongolia, Turki, dan Kazakhstan.



"Meskipun bentuk penghindaran sanksi ini tidak terlihat secara langsung dalam statistik CBS, penelitian dapat dilakukan untuk mengetahui negara mana yang mengalami peningkatan ekspor produk yang dikenai sanksi secara tidak proporsional," kata CBS seperti dilansir Dutch News, Selasa (11/12/2024).



Ekspor traktor, ekskavator, dan alat berat dari Turki ke Rusia meningkat drastis pada paruh kedua tahun 2022, menurut data tersebut. Rusia juga menerima lebih banyak ekspor buah, mesin listrik, dan mobil. Kasus pengadilan telah menyoroti kasus-kasus pelanggaran sanksi, seperti seorang pengusaha Rusia-Belanda yang dihukum pada bulan Oktober karena mengekspor barang secara ilegal ke Rusia melalui negara ketiga.

Pria tersebut mengirim 10 kiriman barang elektronik dan komponen komputer ke perusahaan-perusahaan di Kirgistan, Kazakhstan, dan Uzbekistan, yang tergabung dalam serikat pabean dengan Rusia. Ia memalsukan dokumen menggunakan Photoshop untuk memberi kesan bahwa penerima telah dilarang mengirim barang tersebut ke Rusia.Ia dipenjara selama 15 bulan dan diberi perintah kerja sosial selama 240 jam oleh pengadilan distrik di Rotterdam.

Tidak efektifnya sanksi yang diterapkan Barat tersebut membuat ekonomi Rusia tetap bertahan di tengah gempuran tekanan dari Amerika dan sekutunya. Ekonomi Rusia bahkan tumbuh lebih kuat ketimbang banyak negara Eropa yang justru terdampak oleh sanksi yang diterapkannya sendiri, khususnya di sektor energi.
(fjo)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More