Sanksi AS Mengganggu Aliran Minyak Mentah Iran ke China
Rabu, 18 Desember 2024 - 14:21 WIB
JAKARTA - Ekspor minyak mentah Iran ke China mengalami gangguan akibat sanksi AS yang lebih luas terhadap kapal tanker, untuk menekan aliran minyak ke salah satu pelanggan terpenting produsen OPEC .
Beberapa kargo pada bulan November terpantau tidak terkirim, menyusul gangguan pada sejumlah pengiriman di Oktober, seperti diungkapkan oleh seorang analis pasar, Emma Li dalam sebuah catatan. Setidaknya ada 191 perusahaan pengangkut minyak mentah masuk dalam daftar sanksi AS, menurut Vortexa.
"Sanksi kapal tanker AS baru-baru ini telah menyebabkan perlambatan kapal-kapal Iran yang singgah di pelabuhan Shandong, karena pembeli China mengharuskan kargo yang dikirim dengan kapal yang tidak dikenai sanksi," kata Li.
Sebagai akibat dari gangguan aliran minyak mentah, beberapa penyulingan independen China – yang baru-baru ini mendapatkan kuota impor tambahan – mungkin menghadapi tantangan dalam memanfaatkan tunjangan mereka sepenuhnya.
Prospek yang lebih lemah menggarisbawahi tantangan yang dihadapi OPEC+, yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu mereka seperti Rusia. OPEC+ awal bulan ini menunda rencananya untuk mulai menaikkan produksi hingga April 2025 dengan latar belakang adanya penurunan harga.
Dalam laporan bulanan, OPEC mengatakan pihaknya memperkirakan permintaan minyak global di tahun 2024 akan mencapai sebesar 1,61 juta barel per hari (bph). Angka tersebut turun dari 1,82 juta barel per hari bulan lalu.
OPEC juga memangkas perkiraan pertumbuhan 2025 menjadi 1,45 juta barel per hari dari 1,54 juta barel per hari.
Beberapa kargo pada bulan November terpantau tidak terkirim, menyusul gangguan pada sejumlah pengiriman di Oktober, seperti diungkapkan oleh seorang analis pasar, Emma Li dalam sebuah catatan. Setidaknya ada 191 perusahaan pengangkut minyak mentah masuk dalam daftar sanksi AS, menurut Vortexa.
"Sanksi kapal tanker AS baru-baru ini telah menyebabkan perlambatan kapal-kapal Iran yang singgah di pelabuhan Shandong, karena pembeli China mengharuskan kargo yang dikirim dengan kapal yang tidak dikenai sanksi," kata Li.
Sebagai akibat dari gangguan aliran minyak mentah, beberapa penyulingan independen China – yang baru-baru ini mendapatkan kuota impor tambahan – mungkin menghadapi tantangan dalam memanfaatkan tunjangan mereka sepenuhnya.
OPEC Pangkas Proyeksi Permintaan
OPEC memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global 2024 untuk bulan kelima berturut-turut dengan jumlah terbesar yang pernah ada. Serangkaian penurunan menyoroti peran China yang masih goyah sebagai mesin pertumbuhan permintaan dunia.Prospek yang lebih lemah menggarisbawahi tantangan yang dihadapi OPEC+, yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu mereka seperti Rusia. OPEC+ awal bulan ini menunda rencananya untuk mulai menaikkan produksi hingga April 2025 dengan latar belakang adanya penurunan harga.
Dalam laporan bulanan, OPEC mengatakan pihaknya memperkirakan permintaan minyak global di tahun 2024 akan mencapai sebesar 1,61 juta barel per hari (bph). Angka tersebut turun dari 1,82 juta barel per hari bulan lalu.
OPEC juga memangkas perkiraan pertumbuhan 2025 menjadi 1,45 juta barel per hari dari 1,54 juta barel per hari.
Lihat Juga :
tulis komentar anda