Dihantam Corona, Produk Olahan Ternak Tetap Laris Manis di Jepang
Selasa, 01 September 2020 - 16:56 WIB
BEKASI - Meski dihantam badai pandemi corona, kinerja ekspor pertanian dari produk olahan peternakan (unggas) secara perdana tembus ke pasar Jepang. PT. Malindo Food Delight secara perdana mengirimkan satu kontainer berisi 6 Ton Varian Produk Olahan Peternakan ke pasar Jepang.
Alhasil, kinerja ekspor pertanian terus menunjukkan kinerja positif meski dihantam badai pandemi, setelah Juli tahun ini mengalami pertumbuhan sebesar 24,10% dibanding bulan sebelumnya. Sehingga, hal ini sangat membanggakan dalam situasi pandemic wabah corona yang terjadi di seluruh dunia.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan pertanian Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk memenagkan pasar ekspor, bahkan produk olahan peternakan juga menyimpan potensi untuk dikembangkan menjadi komoditas ekspor unggulan. "Ini tandanya kita mampu untuk tetap maju, tidak menyerah melawan pandemi untuk kemajuan bangsa, saya siap dan saya pastikan Kementerian Pertanian akan terus mendukung langkah ini, jangan dilihat dari besar kecilnya, tidak ada yang besar tanpa melalui langkah kecil," kata Syahrul di Kota Delta Mas, Cikarang Pusat, Bekasi, Selasa (1/9/2020).
Menurut dia, ekspor daging ayam olahan ke Jepang, dapat menjadi pembuktian bahwa industri ayam olahan Indonesia sudah sangat maju sehingga mampu menembus pasar Jepang yang dikenal sebagai negara pemegang keamanan pangan yang tinggi. "Ekspor ini adalah sebuah prestasi bagi Indonesia," ujarnya.
Sebab, kata dia, Jepang termasuk negara yang paling ketat dalam hal keamanan pangan, dan semua produk yang kita ekspor ini telah disertai Sertifikat Veterinary Health Certificate (VHC) sebagai jaminan kemanan pangan dari Indonesia kepada Jepang, sehingga olahan pertanian Indonesia aman dikomsumsi warga Jepang.
Syahrul menjelaskan, potensi pasar produk makanan olahan berbasis unggas di Jepang maupun negara lainnya masih sangat terbuka lebar. Dia berharap agar seluruh pihak dapat secara cerdas memanfaatkan peluang - peluang pasar yang dibentuk akibat pademi covid 19 saat ini yang sudah sangat mengkhawatirkan.
"Dengan keberhasilan kita menembus pasar Jepang ini, Indonesia akan lebih percaya diri untuk memasuki pasar di negara-negara lain. Sesuai arahan Presiden jangan ada yang diam, semua harus bergerak, targetnya meningkat 10 kali lipat, saya berharap kita semua dapat menjaga konsistensi mutu dan efisiensi sehingga dapat terus bersaing," harapnya.
Syahrul mengatakan ekspor dapat menjadi salah satu upaya yang strategis untuk membangun perekonomian dan harga diri bangsa. Untuk itu dia berharap peluang ekspor ini dapat turut membuka peluang kerjasama para pengusaha dengan peternak ayam mandiri. Apalagi, unggas Indonesia salah satu yang terbaik di dunia.
Alhasil, kinerja ekspor pertanian terus menunjukkan kinerja positif meski dihantam badai pandemi, setelah Juli tahun ini mengalami pertumbuhan sebesar 24,10% dibanding bulan sebelumnya. Sehingga, hal ini sangat membanggakan dalam situasi pandemic wabah corona yang terjadi di seluruh dunia.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan pertanian Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk memenagkan pasar ekspor, bahkan produk olahan peternakan juga menyimpan potensi untuk dikembangkan menjadi komoditas ekspor unggulan. "Ini tandanya kita mampu untuk tetap maju, tidak menyerah melawan pandemi untuk kemajuan bangsa, saya siap dan saya pastikan Kementerian Pertanian akan terus mendukung langkah ini, jangan dilihat dari besar kecilnya, tidak ada yang besar tanpa melalui langkah kecil," kata Syahrul di Kota Delta Mas, Cikarang Pusat, Bekasi, Selasa (1/9/2020).
Menurut dia, ekspor daging ayam olahan ke Jepang, dapat menjadi pembuktian bahwa industri ayam olahan Indonesia sudah sangat maju sehingga mampu menembus pasar Jepang yang dikenal sebagai negara pemegang keamanan pangan yang tinggi. "Ekspor ini adalah sebuah prestasi bagi Indonesia," ujarnya.
Sebab, kata dia, Jepang termasuk negara yang paling ketat dalam hal keamanan pangan, dan semua produk yang kita ekspor ini telah disertai Sertifikat Veterinary Health Certificate (VHC) sebagai jaminan kemanan pangan dari Indonesia kepada Jepang, sehingga olahan pertanian Indonesia aman dikomsumsi warga Jepang.
Syahrul menjelaskan, potensi pasar produk makanan olahan berbasis unggas di Jepang maupun negara lainnya masih sangat terbuka lebar. Dia berharap agar seluruh pihak dapat secara cerdas memanfaatkan peluang - peluang pasar yang dibentuk akibat pademi covid 19 saat ini yang sudah sangat mengkhawatirkan.
"Dengan keberhasilan kita menembus pasar Jepang ini, Indonesia akan lebih percaya diri untuk memasuki pasar di negara-negara lain. Sesuai arahan Presiden jangan ada yang diam, semua harus bergerak, targetnya meningkat 10 kali lipat, saya berharap kita semua dapat menjaga konsistensi mutu dan efisiensi sehingga dapat terus bersaing," harapnya.
Syahrul mengatakan ekspor dapat menjadi salah satu upaya yang strategis untuk membangun perekonomian dan harga diri bangsa. Untuk itu dia berharap peluang ekspor ini dapat turut membuka peluang kerjasama para pengusaha dengan peternak ayam mandiri. Apalagi, unggas Indonesia salah satu yang terbaik di dunia.
tulis komentar anda