Kebut Digitalisasi UMKM, KemenkopUKM Gandeng Grab
Selasa, 01 September 2020 - 23:08 WIB
JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) menggandeng Grab Indonesia dalam mempercepat program transformasi digital UMKM di Indonesia. Saat ini, UMKM yang sudah melek digital baru sekitar 13% dari total 64 juta UMKM, atau sekitar 8 juta UMKM.
"Jelas itu bukan pekerjaan mudah dan pemerintah tidak bisa melakukan itu sendirian. Artinya, kita harus bersinergi dengan pelaku platform digital," kata Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki pada acara penandatanganan nota kesepahaman dengan Grab Indonesia, secara daring di Jakarta, Selasa (1/9/2020). ( Baca juga:Gegara Pandemi, Kita Semua Jadi Bergantung pada Ponsel dan Laptop )
Teten melanjutkan, dalam hal ini pemerintah akan lebih banyak membantu dari ekosistem dan penyediaan infrastruktur untuk mendukung digitalisasi ekonomi .
"Karena yang dibutuhkan UMKM itu tidak hanya edukasi, kurasi, dan inkubasi saja. Lebih dari itu, UMKM butuh on-boarding di platform digital," ucap Teten.
Oleh karena itu, dia mengungkapkan bahwa program pelatihan yang digulirkan harus terhubung dengan ekosistem digital. "Pelatihan yang dijalankan KemenkopUKM harus terintegrasi dengan ekosistem digital agar hasilnya lebih terukur," jelasnya.
Menurut Teten, digitalisasi terbilang penting karena UMKM banyak yang tidak memiliki tempat berjualan di lokasi strategis. "Jadi, ketika terhubung dengan platform digital, maka UMKM akan memiliki akses pasar yang lebih luas," tukas Teten.
Teten berharap, UMKM yang sudah on-boarding di platform digital harus produktif dan bertahan lama. Hal ini berkaitan dengan kemampuan UMKM dalam manajemen usaha, merespons permintaan pasar, meningkatkan kapasitas produksi, dan akses ke pembiayaan.
"Saya yakin, kerja sama dengan platform digital Grab ini akan memudahkan akses pasar, standarisasi produk, pengembangan produk, hingga ke akses pembiayaan," imbuh Teten.
Teten menekankan bahwa kerja sama dengan Grab lebih banyak positifnya dan memberikan manfaat bagi UMKM. "Bukan untuk membesarkan usaha besar. Pola pikirnya jangan terbalik," tegasnya. ( Baca juga:Soal Perppu Reformasi Keuangan, Trump yang Paling Kontroversial Saja Tak Mengintervensi The Fed )
Dalam kesempatan yang sama, Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenady mengatakan, MoU ini akan menjadi payung dari sejumlah program yang akan dijalankan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional dan meringankan beban UMKM terdampak Covid-19.
"Kami juga mendukung gerakan Bangga Buatan Indonesia dan Beli Kreatif Lokal dengan membantu UMKM on-boarding ke platform Grab. Kita sudah menyambut sekitar 170 ribu UMKM dan 32 ribu pedagang tradisional di platform kami," pungkas Neneng.
"Jelas itu bukan pekerjaan mudah dan pemerintah tidak bisa melakukan itu sendirian. Artinya, kita harus bersinergi dengan pelaku platform digital," kata Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki pada acara penandatanganan nota kesepahaman dengan Grab Indonesia, secara daring di Jakarta, Selasa (1/9/2020). ( Baca juga:Gegara Pandemi, Kita Semua Jadi Bergantung pada Ponsel dan Laptop )
Teten melanjutkan, dalam hal ini pemerintah akan lebih banyak membantu dari ekosistem dan penyediaan infrastruktur untuk mendukung digitalisasi ekonomi .
"Karena yang dibutuhkan UMKM itu tidak hanya edukasi, kurasi, dan inkubasi saja. Lebih dari itu, UMKM butuh on-boarding di platform digital," ucap Teten.
Oleh karena itu, dia mengungkapkan bahwa program pelatihan yang digulirkan harus terhubung dengan ekosistem digital. "Pelatihan yang dijalankan KemenkopUKM harus terintegrasi dengan ekosistem digital agar hasilnya lebih terukur," jelasnya.
Menurut Teten, digitalisasi terbilang penting karena UMKM banyak yang tidak memiliki tempat berjualan di lokasi strategis. "Jadi, ketika terhubung dengan platform digital, maka UMKM akan memiliki akses pasar yang lebih luas," tukas Teten.
Teten berharap, UMKM yang sudah on-boarding di platform digital harus produktif dan bertahan lama. Hal ini berkaitan dengan kemampuan UMKM dalam manajemen usaha, merespons permintaan pasar, meningkatkan kapasitas produksi, dan akses ke pembiayaan.
"Saya yakin, kerja sama dengan platform digital Grab ini akan memudahkan akses pasar, standarisasi produk, pengembangan produk, hingga ke akses pembiayaan," imbuh Teten.
Teten menekankan bahwa kerja sama dengan Grab lebih banyak positifnya dan memberikan manfaat bagi UMKM. "Bukan untuk membesarkan usaha besar. Pola pikirnya jangan terbalik," tegasnya. ( Baca juga:Soal Perppu Reformasi Keuangan, Trump yang Paling Kontroversial Saja Tak Mengintervensi The Fed )
Dalam kesempatan yang sama, Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenady mengatakan, MoU ini akan menjadi payung dari sejumlah program yang akan dijalankan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional dan meringankan beban UMKM terdampak Covid-19.
"Kami juga mendukung gerakan Bangga Buatan Indonesia dan Beli Kreatif Lokal dengan membantu UMKM on-boarding ke platform Grab. Kita sudah menyambut sekitar 170 ribu UMKM dan 32 ribu pedagang tradisional di platform kami," pungkas Neneng.
(uka)
tulis komentar anda