Covid-19 Pengaruhi Target Pembangunan, Jokowi Ajak Tidak Pesimistis

Rabu, 15 April 2020 - 06:28 WIB
Pemerintah, lanjut dia, akan berusaha mengatasi hal ini dan berharap pada kuartal terakhir tahun ini sudah proses pemulihan.

“Kita harap recovery sudah mulai di kuartal terakhir tahun ini, dan momentum ini akan terus diakselerasi di tahun 2021,” tuturnya.

Yang memprihatinkan, kondisi yang terjadi bisa meningkatkan angka kemiskinan dan pengangguran. Sri Mulyani mengungkapkan, jika kondisi sangat berat maka tambahan angka kemiskinan bisa menyentuh angka 3 juta lebih. “Dalam skenario berat bisa naik tambahan 1,1 juta orang atau dalam skenario lebih berat, kita akan menghadapi tambahan kemiskinan 3,78 juta orang,” katanya.

Adapun angka pengangguran yang selama ini sudah menurun, konsisten juga akan mengalami kenaikan. Bahkan, kenaikannya bisa lebih dari 5 juta jika paling berat. “Dalam skenario berat, kita perkirakan bisa ada kenaikan 2,9 juta orang pengangguran baru. Dalam skenario lebih berat bisa sampai 5,2 juta,” ungkap Sri Mulyani.

Sebelumnya, angka kemiskinan terus mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Seperti pada 2019, angka kemiskinan indonesia ada di angka 9,22% atau 24,79 juta orang, sedangkan untuk angka pengangguran Indonesia yakni 5,28% atau 7,05 juta orang.

Pandemi virus corona yang melanda dunia memang berdampak terguncangnya ekonomi global. Segala upaya dan daya pun dilakukan banyak negara untuk memperkecil dampak krisis ekonomi akibat corona itu.

Krisis ekonomi sebenarnya telah dimulai sejak 9 Maret ketika para manajer investasi menghadapi penarikan dana oleh para investor. Orang tidak memilih investasi berisiko dan lebih memilih menyimpan dana pada obligasi yang dikeluarkan pemerintah.

Tidak ingin terjerumus pada krisis ekonomi lebih dalam, negara-negara kaya berusaha menggelontorkan triliunan dolar untuk menjaga ekonomi mereka tetap berjalan. Banyak negara mengeluarkan kebijakan ekonomi dan penangguhan kredit untuk menyelamatkan sektor industri.

Di Eropa, bank yang belum pulih dari krisis keuangan 2008 justru mengalami ketakutan menghadapi kredit macet. Para politikus di Eropa hingga saat ini menyatakan tidak akan mengeluarkan dana talangan untuk industri dari pajak. Di Amerika Serikat (AS), Presiden Donald Trump memperlonggar aturan bagaimana uang bisa disimpan di bank dan memotong pajak hingga USD32 miliar. “Dunia saat ini menuju krisis keuangan,” kata Emilios Avgouleas, pakar keuangan internasional Universitas Edinburgh, kepada Al Jazeera.

Di tengah krisis global, dunia pun menyaksikan peningkatan pengangguran terparah sejak Great Depression. Sektor paling parah dilanda badai adalah penerbangan, hotel, dan pariwisata. Organisasi Buruh Internasional (ILO) menyatakan pandemi itu akan menghancurkan 6,7 jam kerja di seluruh dunia atau setara 195 juta pekerja.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More