Awasi Pelemahan Rupiah Makin Dalam, Bebannya Makin Berat

Kamis, 03 September 2020 - 09:10 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) bakal tertekan saat dolar AS masih terlihat menguat terhadap nilai tukar lainnya karena sentimen pemulihan ekonomi di AS. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) mungkin masih akan mendapatkan sentimen positif dari indikasi data manufaktur AS. Namun Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, dolar AS masih terlihat menguat terhadap nilai tukar lainnya karena sentimen pemulihan ekonomi di AS dengan membaiknya data aktivitas manufaktur di AS.

(Baca Juga: Rupiah Dibuka Loyo ke Rp14.804/USD Saat Dollar AS Bangkit )

"Ini bisa menjadi salah satu faktor pendorong pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS hari ini. Selain itu dari dalam negri, faktor deflasi dan isu burden sharing mungkin menambah tekanan ke rupiah," kata Ariston di Jakarta, Kamis (3/9/2020).



Dia melanjutkan di sisi lain, reli yang terjadi di bursa saham emerging markets mungkin bisa menahan pelemahan nilai tukar rupiah. "Potensi pergerakan rupiah hari ini di Rp14.650 hingga Rp14.850," jelasnya.

(Baca Juga: Isu Keretakan KSSK Mencuat, Ini Bantahan Sri Mulyani )

Sebelumnya Isu keretakan dalam antara anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mencuat, seperti yang disampaikan oleh Anggota Komisi XI saat rapat kerja dengan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani kemarin. Namun hal itu langsung dibantah oleh Mantan Direktur Bank Dunia tersebut.

Sementara kemarin Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada awal perdagangan, Rabu (2/9) tertekan semakin dalam seiring tekanan pandemi Covid-19 yang semakin berat. Laju pelemahan mata uang Garuda mengiringi dolar AS yang berbalik menguat dari level terendah.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More