Campakkan Sanksi AS, Rusia dan India Kompak Buang Dolar Rp1.000 Triliun

Selasa, 18 Februari 2025 - 18:00 WIB
Campakkan Sanksi AS,...
Seorang pengemudi becak mengendarai becak melewati sebuah toko penukaran mata uang asing di New Delhi, India. FOTO/Sputnik
JAKARTA - India dan Rusia telah menyelesaikan perdagangan dengan mata uang lokal senilai USD64,5 miliar atau setara Rp1.000 triliun sepanjang 2024. Pasokan barang-barang India ke Rusia meningkat sebesar 23,3%.

India merupakan salah satu mitra dagang terbesar keempat dengan Rusia dan kedua negara ini mendorong agenda dedolarisasi. "Pembayaran timbal balik dalam mata uang nasional stabil. Hingga saat ini, mata uang nasional menyumbang sekitar 90% dari pembayaran langsung antara Rusia dan India," ujar Duta Besar Rusia untuk India, Denis Alipov dilansir dari Watcher Guru, Selasa (18/2/2025).



Menurutnya kedua negara sedang dalam pembicaraan untuk menggunakan sistem pembayaran nasional mereka, Mir dan RuPay untuk kesepakatan perdagangan. Lebih lanjut, ekspor Rusia mencapai USD60 miliar atau naik 7,7% sementara pasokan barang-barang India naik menjadi USD4,5 miliar atau naik 23,3%.



Dia menegaskan, Rusia merupakan salah satu dari empat mitra dagang terbesar India, sementara dalam hal volume produk yang dipasok, Rusia merupakan yang terbesar kedua setelah China. "Inisiatif ini sejalan dengan inisiatif dedolarisasi BRICS di mana dolar AS diabaikan untuk perdagangan dan transaksi," kata dia.



Para anggota BRICS memajukan agenda dedolarisasi dengan menggunakan mata uang lokal untuk transaksi lintas batas dan bukannya dolar AS. Aliansi ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dan meredupkan prospeknya di pasar mata uang. Blok ini telah berhasil menarik banyak kesepakatan perdagangan di mana mata uang lokal diutamakan.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More