Klaster Erwela: Merajut Asa dan Prestasi Bersama BRI
Sabtu, 22 Maret 2025 - 11:44 WIB
Keseriusan Klaster Erwela dalam mengembangkan usaha kreatif mereka mendapat dukungan dari PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Sekitar tahun 2024, kelompok rajut Erwela mendapatkan bantuan berupa mesin jahit, mesin obras, dan mesin rajut melalui program Klasterku. Bantuan ini menjadi titik balik dalam meningkatkan produksi yang sebelumnya masih dikerjakan secara manual.
"Kami bersyukur mendapat bantuan mesin jahit dari BRI. Sebelumnya, semua produksi masih dilakukan dengan tangan, sekarang tentu lebih cepat dengan mesin," kata Taufik.
.jpg)
Namun, tantangan utama yang masih dihadapi kelompok ini adalah pemasaran. Sejauh ini, mereka mengandalkan bazar, event, dan media sosial sebagai sarana penjualan. Heni Nuryani, salah satu anggota Klaster Erwela, berharap ada lebih banyak dukungan dalam aspek pelatihan dan pemasaran.
"Kami mulai usaha ini secara otodidak, belajar dari YouTube. Harapannya, nanti ada pelatihan resmi dan bantuan pemasaran agar produk kami lebih dikenal luas," ujar Heni.
Selain produk rajutan, kelompok ini juga terus berinovasi dalam pengolahan limbah rumah tangga. Mereka membuat tempat tisu dari botol plastik, pot tanaman bergambar karakter dari galon air mineral, hingga minuman herbal seperti jahe dan lemon serai yang cukup diminati masyarakat. Pada pameran BRI pertama di Meruyung dan cabang Lebak Bulus, Klaster Erwela berhasil mencatat omzet Rp1,8 juta dari penjualan produk rajut dan 100 botol lemon serai.

Lebih dari sekadar komunitas usaha, Klaster Erwela menjadi bagian dari gerakan kesadaran lingkungan di RW 08. Keberhasilan mereka dalam mengolah limbah tidak hanya diakui secara lokal, tetapi juga mendapat apresiasi dari berbagai pihak. RW 08 telah memborong puluhan penghargaan, termasuk dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, berkat inisiatif mereka dalam mengubah sampah menjadi sumber ekonomi.
Kini, RW setempat bahkan telah menginstruksikan pemilahan limbah rumah tangga, sehingga bahan baku untuk produksi dapat lebih mudah dikelompokkan.
"Kami ingin limbah rumah tangga tidak hanya dibuang begitu saja, tetapi bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang bernilai," kata Heni.
"Kami bersyukur mendapat bantuan mesin jahit dari BRI. Sebelumnya, semua produksi masih dilakukan dengan tangan, sekarang tentu lebih cepat dengan mesin," kata Taufik.
.jpg)
Namun, tantangan utama yang masih dihadapi kelompok ini adalah pemasaran. Sejauh ini, mereka mengandalkan bazar, event, dan media sosial sebagai sarana penjualan. Heni Nuryani, salah satu anggota Klaster Erwela, berharap ada lebih banyak dukungan dalam aspek pelatihan dan pemasaran.
"Kami mulai usaha ini secara otodidak, belajar dari YouTube. Harapannya, nanti ada pelatihan resmi dan bantuan pemasaran agar produk kami lebih dikenal luas," ujar Heni.
Selain produk rajutan, kelompok ini juga terus berinovasi dalam pengolahan limbah rumah tangga. Mereka membuat tempat tisu dari botol plastik, pot tanaman bergambar karakter dari galon air mineral, hingga minuman herbal seperti jahe dan lemon serai yang cukup diminati masyarakat. Pada pameran BRI pertama di Meruyung dan cabang Lebak Bulus, Klaster Erwela berhasil mencatat omzet Rp1,8 juta dari penjualan produk rajut dan 100 botol lemon serai.
Menginspirasi Kesadaran Lingkungan dan Pemberdayaan Perempuan

Lebih dari sekadar komunitas usaha, Klaster Erwela menjadi bagian dari gerakan kesadaran lingkungan di RW 08. Keberhasilan mereka dalam mengolah limbah tidak hanya diakui secara lokal, tetapi juga mendapat apresiasi dari berbagai pihak. RW 08 telah memborong puluhan penghargaan, termasuk dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, berkat inisiatif mereka dalam mengubah sampah menjadi sumber ekonomi.
Kini, RW setempat bahkan telah menginstruksikan pemilahan limbah rumah tangga, sehingga bahan baku untuk produksi dapat lebih mudah dikelompokkan.
"Kami ingin limbah rumah tangga tidak hanya dibuang begitu saja, tetapi bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang bernilai," kata Heni.
Lihat Juga :
tulis komentar anda