Rupiah Tengah Pekan Dibuka Loyo ke Rp14.853/USD Iringi Kejatuhan Pounds
Rabu, 09 September 2020 - 10:56 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada awal perdagangan, Rabu (9/9/2020) dibuka loyo untuk semakin tertekan hingga menyentuh level Rp14.853/USD. Tren pelemahan mata uang Garuda mengiringi kejatuhan pounds ke level terendah dalam enam pekan ketika gejolak Brexit masih membayangi.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini merosot ke posisi Rp14.853/USD. Level tersebut memperlihatkan rupiah tidak lebih baik usai Selasa kemarin bertengger di Rp14.798/USD.
(Baca Juga: Digempur Pelemahan 231 Saham, Indeks Terjerembap di Zona Merah )
Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange memperlihatkan rupiah juga tak berdaya di Rp14.850/USD dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp14.765 per USD. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp14.765-Rp14.852/USD.
Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas menunjukkan rupiah pada sesi pembukaan bertengger di level Rp14.800/USD. Dimana terlihat kurs rupiah masih bergerak memudar.
Di sisi lain tren kenaikan dollar AS sedikit tertahan pada perdagangan, Rabu seiring penurunan pasar saham yang meluas ke penjualan mata uang. Ditambah serta kemerosotan harga minyak mentah dunia membebani mata uang komoditas, sementara gejolak Brexit baru mendorong pound ke level terendah enam minggu.
Greenback duduk di level tertinggi satu bulan terhadap enam mata uang rivalnya, dimana USD naik tipis terhadap pound, euro dan kiwi. Di awal perdagangan, safe-haven Yen Jepang naik ke puncak satu minggu di 105,83 per dolar karena investor melihat ke pasar ekuitas yang gelisah.
(Baca Juga: Mata Uang Garuda Masih Tertekan Perseteruan Dua Bebuyutan )
Penurunan hampir 8% pada harga minyak mentah AS juga telah membebani mata uang eksportir minyak, dengan dolar Kanada mencapai level terendah tiga minggu di posisi 1,3256 per dolar dan krone NOK = Norwegia pada level terendah sejak akhir Juli.
Poundsterling bagaimanapun, telah menjadi pecundang terbesar karena kekhawatiran bahwa Inggris sedang bersiap untuk melemahkan perjanjian perceraian Brexit-nya. Inggris akan menetapkan cetak biru untuk kehidupan di luar Uni Eropa pada hari Rabu, menerbitkan undang-undang yang diakui menteri pemerintah akan melanggar hukum internasional dengan "cara terbatas" dan dapat memperburuk pembicaraan perdagangan.
Pounds turun 1,5% terhadap dolar dalam sesi semalam, turun tipis ke level terendah enam minggu menjadi 1,2962 terhadap USD di Asia dan telah kehilangan hampir 4% dalam waktu kurang dari seminggu. Ini juga mencapai level terendah enam minggu terhadap euro, dari 90,57 pence dan telah jatuh 2,6% menjadi 137,38 saat melawan yen dalam tiga sesi.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini merosot ke posisi Rp14.853/USD. Level tersebut memperlihatkan rupiah tidak lebih baik usai Selasa kemarin bertengger di Rp14.798/USD.
(Baca Juga: Digempur Pelemahan 231 Saham, Indeks Terjerembap di Zona Merah )
Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange memperlihatkan rupiah juga tak berdaya di Rp14.850/USD dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp14.765 per USD. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp14.765-Rp14.852/USD.
Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas menunjukkan rupiah pada sesi pembukaan bertengger di level Rp14.800/USD. Dimana terlihat kurs rupiah masih bergerak memudar.
Di sisi lain tren kenaikan dollar AS sedikit tertahan pada perdagangan, Rabu seiring penurunan pasar saham yang meluas ke penjualan mata uang. Ditambah serta kemerosotan harga minyak mentah dunia membebani mata uang komoditas, sementara gejolak Brexit baru mendorong pound ke level terendah enam minggu.
Greenback duduk di level tertinggi satu bulan terhadap enam mata uang rivalnya, dimana USD naik tipis terhadap pound, euro dan kiwi. Di awal perdagangan, safe-haven Yen Jepang naik ke puncak satu minggu di 105,83 per dolar karena investor melihat ke pasar ekuitas yang gelisah.
(Baca Juga: Mata Uang Garuda Masih Tertekan Perseteruan Dua Bebuyutan )
Penurunan hampir 8% pada harga minyak mentah AS juga telah membebani mata uang eksportir minyak, dengan dolar Kanada mencapai level terendah tiga minggu di posisi 1,3256 per dolar dan krone NOK = Norwegia pada level terendah sejak akhir Juli.
Poundsterling bagaimanapun, telah menjadi pecundang terbesar karena kekhawatiran bahwa Inggris sedang bersiap untuk melemahkan perjanjian perceraian Brexit-nya. Inggris akan menetapkan cetak biru untuk kehidupan di luar Uni Eropa pada hari Rabu, menerbitkan undang-undang yang diakui menteri pemerintah akan melanggar hukum internasional dengan "cara terbatas" dan dapat memperburuk pembicaraan perdagangan.
Pounds turun 1,5% terhadap dolar dalam sesi semalam, turun tipis ke level terendah enam minggu menjadi 1,2962 terhadap USD di Asia dan telah kehilangan hampir 4% dalam waktu kurang dari seminggu. Ini juga mencapai level terendah enam minggu terhadap euro, dari 90,57 pence dan telah jatuh 2,6% menjadi 137,38 saat melawan yen dalam tiga sesi.
(akr)
tulis komentar anda