Alhamdulillah, Pasar Modal Syariah Kian Berkah
Rabu, 09 September 2020 - 13:33 WIB
JAKARTA - Industri pasar modal syariah di tahun 2019 mengalami pertumbuhan positif. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengungkapkan, pertumbuhan itu didorong dengan strategi yang dilakukan oleh OJK melalui sosialisasi kepada masyarakat secara langsung maupun melalui sosial media untuk meningkatkan literasi terkait pasar modal syariah.
Dari sisi investor, dapat dilihat jumlah pengguna SOTS (Sistem Online Trading Syariah) mencapai 68.599 investor, meningkat 54,03% dibandingkan tahun Ialu. "Pada tahun 2019 juga terdapat penambahan dua anggota bursa yang memiliki SOTS, yaitu PT Samuel Sekuritas dan PT Maybank Kim Eng Sekuritas," katanya di Jakarta, Rabu (9/9/2020). ( Baca juga:Gegara Covid-19, Menkeu Akui Jumlah Orang Miskin Bakal Membeludak )
Perkembangan industri pasar modal syariah juga didorong oleh sinergi yang dilakukan OJK dengan berbagai pihak, seperti DSN-MUI, kementerian dan lembaga terkait, pelaku industri, organisasi masyarakat, dan perguruan tinggi. Tujuannya, meningkatkan inklusi dan Iiterasi di industri pasar modal syariah Indonesia.
Pada tahun 2019, lanjut dia, OJK dengan beberapa perguruan tinggi bekerja sama untuk menyusun modul pasar modal syariah. Modul ini akan digunakan sebagai bahan pengajaran di perguruan tinggi.
"Dengan adanya modul tersebut diharapkan dapat mewujudkan link and match antara materi pengajaran di perguruan tinggi dengan kebutuhan sumber daya manusia di industri," ungkapnya. ( Baca juga:Demokrat Nilai Penundaan Proyek IKN Keputusan Bijak )
Adapun perkembangan produk pasar modal syariah yang terdiri dari saham syariah, sukuk korporasi, reksa dana syariah, dan sukuk negara mengalami pertumbuhan yang positif dalam lima tahun terakhir. Pertumbuhan ini dapat dilihat dari jumlah produk nilai kapitalisasi, nilai outstanding maupun nilai aktiva bersih (NAB).
Pada akhir tahun 2019, total NAB Reksa dana syariah mengalami peningkatan menjadi Rp53,74 triliun atau naik 55,80% dibandingkan tahun lalu. Nilai sukuk korporasi outstanding mencapai Rp29,83 triliun, meningkat 40,05%.
Di akhir tahun 2019 peningkatan jumlah dan nilai produk pasar modal syariah yang cukup signifikan dapat terlihat pada jumlah sukuk korporasi dan NAB reksa dana syariah. Sukuk korporasi outstanding pada tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 44,44% dibandingkan tahun 2018.
NAB reksa dana syariah mengalami peningkatan paling tinggi, yaitu sebesar 55,80% dibandingkan peningkatan nilai outstanding sukuk korporasi dan sukuk negara.
Dari sisi market share, kapitalisasi pasar indeks saham syariah Indonesia (ISSI) di akhir tahun 2019 sebesar 51,55% jika dibandingkan kapitalisasi pasar indeks harga saham gabungan (IHSG). Hal ini dikarenakan jumlah saham syariah yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah yang terus meningkat sehingga jumlah konstituen ISSI juga mengalami peningkatan.
Dari sisi investor, dapat dilihat jumlah pengguna SOTS (Sistem Online Trading Syariah) mencapai 68.599 investor, meningkat 54,03% dibandingkan tahun Ialu. "Pada tahun 2019 juga terdapat penambahan dua anggota bursa yang memiliki SOTS, yaitu PT Samuel Sekuritas dan PT Maybank Kim Eng Sekuritas," katanya di Jakarta, Rabu (9/9/2020). ( Baca juga:Gegara Covid-19, Menkeu Akui Jumlah Orang Miskin Bakal Membeludak )
Perkembangan industri pasar modal syariah juga didorong oleh sinergi yang dilakukan OJK dengan berbagai pihak, seperti DSN-MUI, kementerian dan lembaga terkait, pelaku industri, organisasi masyarakat, dan perguruan tinggi. Tujuannya, meningkatkan inklusi dan Iiterasi di industri pasar modal syariah Indonesia.
Pada tahun 2019, lanjut dia, OJK dengan beberapa perguruan tinggi bekerja sama untuk menyusun modul pasar modal syariah. Modul ini akan digunakan sebagai bahan pengajaran di perguruan tinggi.
"Dengan adanya modul tersebut diharapkan dapat mewujudkan link and match antara materi pengajaran di perguruan tinggi dengan kebutuhan sumber daya manusia di industri," ungkapnya. ( Baca juga:Demokrat Nilai Penundaan Proyek IKN Keputusan Bijak )
Adapun perkembangan produk pasar modal syariah yang terdiri dari saham syariah, sukuk korporasi, reksa dana syariah, dan sukuk negara mengalami pertumbuhan yang positif dalam lima tahun terakhir. Pertumbuhan ini dapat dilihat dari jumlah produk nilai kapitalisasi, nilai outstanding maupun nilai aktiva bersih (NAB).
Pada akhir tahun 2019, total NAB Reksa dana syariah mengalami peningkatan menjadi Rp53,74 triliun atau naik 55,80% dibandingkan tahun lalu. Nilai sukuk korporasi outstanding mencapai Rp29,83 triliun, meningkat 40,05%.
Di akhir tahun 2019 peningkatan jumlah dan nilai produk pasar modal syariah yang cukup signifikan dapat terlihat pada jumlah sukuk korporasi dan NAB reksa dana syariah. Sukuk korporasi outstanding pada tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 44,44% dibandingkan tahun 2018.
NAB reksa dana syariah mengalami peningkatan paling tinggi, yaitu sebesar 55,80% dibandingkan peningkatan nilai outstanding sukuk korporasi dan sukuk negara.
Dari sisi market share, kapitalisasi pasar indeks saham syariah Indonesia (ISSI) di akhir tahun 2019 sebesar 51,55% jika dibandingkan kapitalisasi pasar indeks harga saham gabungan (IHSG). Hal ini dikarenakan jumlah saham syariah yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah yang terus meningkat sehingga jumlah konstituen ISSI juga mengalami peningkatan.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda