Hadapi Krisis, Bank Mandiri Perkuat Digital Banking
Kamis, 10 September 2020 - 23:23 WIB
JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. terus memperkuat manajemen data menghadapi krisis yang disebabkan pandemi Covid-19. Penguatan manajemen data merupakan salah satu bagian dari transformasi digital yang kini dilakukan oleh Bank Mandiri
"Manajemen data akan membuat Bank Mandiri beradaptasi secara cepat dan tepat menghadapi perubahan situasi yang sangat cepat," kata Wakil Direktur Utama Hery Gunardi, di Jakarta, Kamis (10/9/2020).
Menurut dia lewat transformasi digital, Bank Mandiri mampu menganalisa data dengan cepat dan mengelola lebih dari 100 juta rekaman data setiap hari. Pendekatan berbasis data terus diperkuat karena krusial menghadapi pendemi baik dampak bisnis maupun nasabah.
Sebelumnya, Bank Mandiri menggandeng platform Cloudera untuk memperkuat data analytics. Lewat platform tersebut, Bank Mandiri dapat meningkatkan ketahanan (resilience) dan agility dalam menjaga perkembangan bisnis serta membantu mengelola dampak pandemi Covid-19. Saat ini, lanjut Hery, Bank Mandiri dapat menyelaraskan kompleksitas proses data, melakukan tata kelola data, dan melakukan analisis multifungsi di tengah perubahan situasi tanpa mengorbankan keamanan data, tata-kelola, serta ketentuan yang berlaku.
Untuk mengantisipasi potensi krisis yang lebih dalam akibat pandemi, Bank Mandiri membangun platform big data sebagai Enterprise Information & Decision Platform.Dalam platform ini, Bank Mandiri membuat tiga fokus utama, yaitu memantau likuiditas dan transaksi harian di 2.564 kantor cabang dan 1.748 jaringan mikro secara real-time. Pemantauan ini untuk mempertahankan pelayanan terbaik bagi nasabah dan menjaga agar transaksi tertata dengan baik. Data perubahan zona paparan Covid-19 juga dapat diketahui secara mudah dengan menggunakan platform big data ini.
"Dengan demikian, keputusan tentang operasional cabang, penyampaian informasi kepada para nasabah, serta laporan ke para pemangku kepentingan, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa semakin cepat," ujar Hery.
Fokus berikutnya adalah memantau status kesehatan 76.477 pegawai yang bekerja di 12 kantor regional, 90 kantor wilayah, dan 2.564 kantor cabang setiap hari. Hanya dalam hitungan jam, lanjut Hery, dasbor pada platform ini dapat menentukan karyawan berisiko terpapar Covid-19 atau tidak dengan pengelolaan data terkait lokasi kerja (kantor atau rumah), jenis transportasi yang digunakan, maupun pola pergerakan mereka setiap hari.
Melalui informasi ini, Bank Mandiri dapat mengambil keputusan berbasis data mengenai pengaturan tim dan meminimalisir risiko ribuan karyawannya terpapar Covid-19. Bank Mandiri juga fokus mempercepat proses restrukturisasi pinjaman. Pada fokus ini, Bank Mandiri dapat mempertahankan service level agreement dengan para nasabah dan membangun analisis yang dapat mempercepat proses restrukturisasi pinjaman.
"Manajemen data akan membuat Bank Mandiri beradaptasi secara cepat dan tepat menghadapi perubahan situasi yang sangat cepat," kata Wakil Direktur Utama Hery Gunardi, di Jakarta, Kamis (10/9/2020).
Baca Juga
Menurut dia lewat transformasi digital, Bank Mandiri mampu menganalisa data dengan cepat dan mengelola lebih dari 100 juta rekaman data setiap hari. Pendekatan berbasis data terus diperkuat karena krusial menghadapi pendemi baik dampak bisnis maupun nasabah.
Sebelumnya, Bank Mandiri menggandeng platform Cloudera untuk memperkuat data analytics. Lewat platform tersebut, Bank Mandiri dapat meningkatkan ketahanan (resilience) dan agility dalam menjaga perkembangan bisnis serta membantu mengelola dampak pandemi Covid-19. Saat ini, lanjut Hery, Bank Mandiri dapat menyelaraskan kompleksitas proses data, melakukan tata kelola data, dan melakukan analisis multifungsi di tengah perubahan situasi tanpa mengorbankan keamanan data, tata-kelola, serta ketentuan yang berlaku.
Untuk mengantisipasi potensi krisis yang lebih dalam akibat pandemi, Bank Mandiri membangun platform big data sebagai Enterprise Information & Decision Platform.Dalam platform ini, Bank Mandiri membuat tiga fokus utama, yaitu memantau likuiditas dan transaksi harian di 2.564 kantor cabang dan 1.748 jaringan mikro secara real-time. Pemantauan ini untuk mempertahankan pelayanan terbaik bagi nasabah dan menjaga agar transaksi tertata dengan baik. Data perubahan zona paparan Covid-19 juga dapat diketahui secara mudah dengan menggunakan platform big data ini.
"Dengan demikian, keputusan tentang operasional cabang, penyampaian informasi kepada para nasabah, serta laporan ke para pemangku kepentingan, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa semakin cepat," ujar Hery.
Fokus berikutnya adalah memantau status kesehatan 76.477 pegawai yang bekerja di 12 kantor regional, 90 kantor wilayah, dan 2.564 kantor cabang setiap hari. Hanya dalam hitungan jam, lanjut Hery, dasbor pada platform ini dapat menentukan karyawan berisiko terpapar Covid-19 atau tidak dengan pengelolaan data terkait lokasi kerja (kantor atau rumah), jenis transportasi yang digunakan, maupun pola pergerakan mereka setiap hari.
Melalui informasi ini, Bank Mandiri dapat mengambil keputusan berbasis data mengenai pengaturan tim dan meminimalisir risiko ribuan karyawannya terpapar Covid-19. Bank Mandiri juga fokus mempercepat proses restrukturisasi pinjaman. Pada fokus ini, Bank Mandiri dapat mempertahankan service level agreement dengan para nasabah dan membangun analisis yang dapat mempercepat proses restrukturisasi pinjaman.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda