Geliat Srikandi UMKM

Sabtu, 12 September 2020 - 06:11 WIB
Lebih dari itu penyerapan tenaga kerja di UMKM juga terhitung tinggi, yakni sekitar 96,99% dari total tenaga kerja. Hal ini karena UMKM tersebar di seluruh penjuru negeri dan menguasai sekitar 99% aktivitas bisnis dengan lebih dari 98% berstatus usaha mikro.

"Kuatnya UMKM yang banyak dikelola perempuan dalam membangun perekonomian nasional karena keunggulannya di beberapa faktor. Di antaranya punya kemampuan fokus pada yang spesifik, fleksibilitas nasional, biaya rendah, dan kecepatan inovasi," papar Ketua Umum DPP Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) DKI Jakarta Sarman Simanjorang. (Baca juga: Besok, Pembicaraan Damai Afghanistan Digelar di Qatar)

Peran perempuan di sektor UMKM pada umumnya terkait dengan bidang perdagangan dan industri pengolahan seperti warung makan, toko kelontong, pengolahan makanan, industri kerajinan, dan beberapa bidang lain.

"Beberapa sektor usaha ini dipilih karena keleluasaannya untuk dilakukan di rumah sehingga tidak melupakan perannya sebagi ibu rumah tangga. Namun pengembangan UMKM dalam konteks ini harus diletakkan sebagai usaha peningkatan produktivitas sektor publik," tambah Sarman.

Sesungguhnya perempuan pengusaha relatif lebih tangguh dalam menghadapi dinamika bisnis. Akan tetapi masih banyak kendalanya sehingga membuat usaha tidak berkembang signifikan. "Masih ada kekurangan dari para UMKM perempuan ini, salah satunya masih minimnya akses terhadap informasi keterampilan dan akses penguatan keuangan," tutur Sarman.

Meskipun awalnya UMKM yang digeluti perempuan lebih banyak sebagai pekerjaan sampingan untuk membantu suami dan untuk menambah pendapatan keluarga, dalam perkembangannya justru menjadi sumber pendapatan rumah tangga utama apabila dijalankan secara serius. (Baca juga: Inilah Negara-negara di Dunia yang Memiliki Hulu Ledak Nuklir)

Meningkatkan kapasitas perempuan pelaku UMKM berbasis teknologi komunikasi dan informasi ?tentu saja merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan. Usaha literasi digital penting dilakukan untuk mengembangkan kualitas tata kelola UMKM seperti dengan memanfaatkan penjualan melalui e-commerce.

"UMKM harus bisa mengambil kesempatan yang ada di balik tantangan yang dihadapi dengan menggunakan jaringan internet," ungkap anggota Komisi VI DPR RI Nevi Zuairina.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menambahkan, 2020 merupakan tantangan berat bagi UMKM yang terpukul cukup dalam, tetapi hal itu diharapkan tidak menjadi halangan untuk terus bertahan.

Untuk bisa memperkuat UMKM , pemerintah telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada UMKM dengan bunga yang rendah. Seb?elumnya Pusat Investasi Pemerintah Kementerian Keuangan melalui kerja sama dengan PT Pegadaian (Persero) menyalurkan pembiayaan ultramikro (UMi) senilai Rp 400 miliar untuk membantu pelaku UMKM dalam masa pandemi.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More