Serba Tak Pasti, Sri Mulyani Kesulitan Bikin Kebijakan Ekonomi
Jum'at, 18 September 2020 - 17:24 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 membuat kebijakan ekonomi yang telah dibuat pemerintah sulit untuk diterapkan. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengakui kesulitan menyusun kebijakan ekonomi guna menghadapi pandemi Covid-19 dan semua dampaknya.
(Baca Juga: Dipimpin Sri Mulyani, Berikut Formasi Lengkap Dewan Moneter) Apalagi, di kuartal kedua lalu Indonesia sudah mengalami kontraksi ekonomi yang cukup dalam, yakni minus 5,32%. "Dalam mendesain kebijakan fiskal di tahun 2020 sangat sulit karena masih adanya ketidakpastian yang dibayangi Covid-19," ujar Sri Mulyani dalam diskusi secara virtual, Jumat (18/9/2020).
Dia menambahkan, pemulihan ekonomi Indonesia tidak bisa dilakukan jika Covid-19 masih bergentayangan. Adapun kebijakan ekonomi yang dibuat, kata Sri Mulyani, tidak akan berguna jika belum bisa mengatasi pandemi Covid-19. "Kebijakan ekonomi masih tidak akan berguna jika Covid-19 belum bisa diatasi," jelasnya.
(Baca Juga: Kebijakan Insentif Pajak Menopang Pemulihan Ekonomi)
Dia menambahkan, adanya pandemi Covid-19 ini bakal membuat defisit ekonomi kian melebar. Defisit ini bahkan lebih parah jika dibandingkan krisis ekonomi yang terjadi pada 1998. "Defisit akan melebar yang mana kita pernah mengalaminya di tahun 1998. Jadi kita butuh kebijakan luar biasa dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini," tandasnya.
(Baca Juga: Dipimpin Sri Mulyani, Berikut Formasi Lengkap Dewan Moneter) Apalagi, di kuartal kedua lalu Indonesia sudah mengalami kontraksi ekonomi yang cukup dalam, yakni minus 5,32%. "Dalam mendesain kebijakan fiskal di tahun 2020 sangat sulit karena masih adanya ketidakpastian yang dibayangi Covid-19," ujar Sri Mulyani dalam diskusi secara virtual, Jumat (18/9/2020).
Dia menambahkan, pemulihan ekonomi Indonesia tidak bisa dilakukan jika Covid-19 masih bergentayangan. Adapun kebijakan ekonomi yang dibuat, kata Sri Mulyani, tidak akan berguna jika belum bisa mengatasi pandemi Covid-19. "Kebijakan ekonomi masih tidak akan berguna jika Covid-19 belum bisa diatasi," jelasnya.
(Baca Juga: Kebijakan Insentif Pajak Menopang Pemulihan Ekonomi)
Dia menambahkan, adanya pandemi Covid-19 ini bakal membuat defisit ekonomi kian melebar. Defisit ini bahkan lebih parah jika dibandingkan krisis ekonomi yang terjadi pada 1998. "Defisit akan melebar yang mana kita pernah mengalaminya di tahun 1998. Jadi kita butuh kebijakan luar biasa dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini," tandasnya.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda