Di Tengah Pandemi, Kinerja Sektor Pertanian Meningkat Signifikan
Sabtu, 19 September 2020 - 08:15 WIB
JAKARTA - Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Akhmad Musyafak, melaporkan bahwa kinerja ekspor pertanian pada periode Agustus 2020 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan ekspor itu sebesar 8,6% atau naik menjadi USD2,4 miliar dibanding periode yang sama pada tahun lalu yang hanya USD2,2 miliar.
"Secara kumulatif nilai ekspor pertanian periode Januari-Agustus 2020 mencapai USD2,4 miliar atau meningkat dari sebelumnya yang hanya USD2,2 miliar," kata Musyafak dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (19/9/2020).
Di samping itu, kata Musyafak, ekspor olahan pertanian juga turut meningkat pada periode yang sama. Kondisi ini membuktikan bahwa sektor pertanian merupakan solusi pasti atas perbaikan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda seluruh dunia.
"Olahan pertanian pada periode Januari-Agustus 2020 mencapai USD15,92 miliar atau meningkat 5,4% dibanding periode yang sama tahun 2019 yang hanya USD15,09 miliar," katanya. ( Baca juga:Asyik, Pembayaran Cicilan KPR Dibebaskan )
Kenaikan yang sama juga terjadi pada nilai tukar petani (NTP) periode Agustus 2020, yakni sebesar 100,65 atau meningkat 0,56% dibanding bulan Juli 2020 yang hanya 100,09.
"Dilihat berdasarkan subsektor, nilai NTP yang mengalami peningkatan antara lain sub-sektor tanaman pangan dan sub-sektor perkebunan. Sedangkan untuk subsektor hortikultura dan subsektor peternakan mengalami penurunan," katanya.
Sebagai informasi, NTP merupakan indikator proxy kesejahteraan petani yang mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga.
Sementara itu, urutan bobot subsektor dalam perhitungan NTP meliputi tanaman pangan 47,37%, tanaman perkebunan 25,39%, peternakan 13,71%, Hortikultura 10%, dan perikanan 3,53%. Dengan begitu, semakin tinggi bobot, maka semakin mempunyai pengaruh besar terhadap nilai NTP.
"Komoditas yang mempunyai bobot diatas 5% pada masing-masing subsektor adalah subsektor tanaman pangan meiluputi gabah 75,44%, jagung 13,95%, ketela pohon 521%. Untuk subsektor perkebunan meliputi kelapa sawit 26,54%, karet 26,37%, kopi kakao 7,87%, tebu 7,62%, cengkeh 6,46%.
"Secara kumulatif nilai ekspor pertanian periode Januari-Agustus 2020 mencapai USD2,4 miliar atau meningkat dari sebelumnya yang hanya USD2,2 miliar," kata Musyafak dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (19/9/2020).
Di samping itu, kata Musyafak, ekspor olahan pertanian juga turut meningkat pada periode yang sama. Kondisi ini membuktikan bahwa sektor pertanian merupakan solusi pasti atas perbaikan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda seluruh dunia.
"Olahan pertanian pada periode Januari-Agustus 2020 mencapai USD15,92 miliar atau meningkat 5,4% dibanding periode yang sama tahun 2019 yang hanya USD15,09 miliar," katanya. ( Baca juga:Asyik, Pembayaran Cicilan KPR Dibebaskan )
Kenaikan yang sama juga terjadi pada nilai tukar petani (NTP) periode Agustus 2020, yakni sebesar 100,65 atau meningkat 0,56% dibanding bulan Juli 2020 yang hanya 100,09.
"Dilihat berdasarkan subsektor, nilai NTP yang mengalami peningkatan antara lain sub-sektor tanaman pangan dan sub-sektor perkebunan. Sedangkan untuk subsektor hortikultura dan subsektor peternakan mengalami penurunan," katanya.
Sebagai informasi, NTP merupakan indikator proxy kesejahteraan petani yang mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga.
Sementara itu, urutan bobot subsektor dalam perhitungan NTP meliputi tanaman pangan 47,37%, tanaman perkebunan 25,39%, peternakan 13,71%, Hortikultura 10%, dan perikanan 3,53%. Dengan begitu, semakin tinggi bobot, maka semakin mempunyai pengaruh besar terhadap nilai NTP.
"Komoditas yang mempunyai bobot diatas 5% pada masing-masing subsektor adalah subsektor tanaman pangan meiluputi gabah 75,44%, jagung 13,95%, ketela pohon 521%. Untuk subsektor perkebunan meliputi kelapa sawit 26,54%, karet 26,37%, kopi kakao 7,87%, tebu 7,62%, cengkeh 6,46%.
tulis komentar anda