Sederet Sentimen Ini Bakal Pengaruhi Pasar Modal di Indonesia
Senin, 28 September 2020 - 08:53 WIB
"Timbul kekhawatiran gelombang kedua covid 19 terjadi di beberapa Negara Eropa telah mendorong beberapa Negara seperti Inggris, Jerman dan Prancis melakukan pembatasan baru," katanya.
Selanjutnya, terkait investor lokal cukup kuat mengangkat indeks di tengah tekanan jual asing, tetapi tidak tahu sampai berapa lama. Salah satu faktor yang diperkirakan membuat dana asing keluar adalah penanganan covid-19 yang lemah dan kasus baru yang terus naik.
"Pengetesan di Indonesia juga masih rendah hanya 11,560 orang per 1 juta populasi jauh di bawah Filipin 32,672 apalagi Amerika Serikat yang mencapai 309,524," katanya.
Ditambah dengan berita revisi undang-undang (UU) Bank Indonesia yang berpotensi menghilangkan independen Bank Sentral serta pengalihan pengawasan industri keuangan dari OJK ke BI membuat dana asing deras keluar dari pasar keuangan Indonesia. Merubah fondasi industry keuangan di tengah badai sangat berisiko merobohkan bangunan ekonomi Indonesia.
"Isu ini sudah dibantah tetapi berkontribusi pada pelemahan nilai tukar Rupiah dan keluarnya dana Asing dari pasar keuangan Indonesia beberapa pekan sebelumnya. Rupiah yang melemah ditambah keluarnya dana asing membuat IHSG sulit menguat signifikan dan cenderung sideways sampai akhir tahun," katanya.
Nantinya, pasar saham Indonesia di akhir pekan menguat didukung oleh klaim pemerintah provinsi DKI Jakarta bahwa penerapan PSBB total jilid dua berhasil menekan angka kasus baru covid 19. Selain itu kabar vaksin perusahaan China yang berhasil menjadi tambahan sentimen positif.
Kabar vaksin ini ternyata hanya cuplikan pernyataan pejabat WHO sebelumnya ketika vaksin asal China memasukai uji tahap lanjutan.
"Pasar saham terlihat dipengaruhi berita positif dan negative. Kami perkirakan IHSG berpeluang menguat di awal pekan dan cenderung melemah di tengah sampai akhir pekan. IHSG bergerak dengan level support di level 4,820 sampai 4,754 dan resistance di level 4,978 sampai 5,187 dengan kecenderung melemah dalam sepekan kedepan," pungkasnya.
Selanjutnya, terkait investor lokal cukup kuat mengangkat indeks di tengah tekanan jual asing, tetapi tidak tahu sampai berapa lama. Salah satu faktor yang diperkirakan membuat dana asing keluar adalah penanganan covid-19 yang lemah dan kasus baru yang terus naik.
"Pengetesan di Indonesia juga masih rendah hanya 11,560 orang per 1 juta populasi jauh di bawah Filipin 32,672 apalagi Amerika Serikat yang mencapai 309,524," katanya.
Ditambah dengan berita revisi undang-undang (UU) Bank Indonesia yang berpotensi menghilangkan independen Bank Sentral serta pengalihan pengawasan industri keuangan dari OJK ke BI membuat dana asing deras keluar dari pasar keuangan Indonesia. Merubah fondasi industry keuangan di tengah badai sangat berisiko merobohkan bangunan ekonomi Indonesia.
"Isu ini sudah dibantah tetapi berkontribusi pada pelemahan nilai tukar Rupiah dan keluarnya dana Asing dari pasar keuangan Indonesia beberapa pekan sebelumnya. Rupiah yang melemah ditambah keluarnya dana asing membuat IHSG sulit menguat signifikan dan cenderung sideways sampai akhir tahun," katanya.
Nantinya, pasar saham Indonesia di akhir pekan menguat didukung oleh klaim pemerintah provinsi DKI Jakarta bahwa penerapan PSBB total jilid dua berhasil menekan angka kasus baru covid 19. Selain itu kabar vaksin perusahaan China yang berhasil menjadi tambahan sentimen positif.
Kabar vaksin ini ternyata hanya cuplikan pernyataan pejabat WHO sebelumnya ketika vaksin asal China memasukai uji tahap lanjutan.
"Pasar saham terlihat dipengaruhi berita positif dan negative. Kami perkirakan IHSG berpeluang menguat di awal pekan dan cenderung melemah di tengah sampai akhir pekan. IHSG bergerak dengan level support di level 4,820 sampai 4,754 dan resistance di level 4,978 sampai 5,187 dengan kecenderung melemah dalam sepekan kedepan," pungkasnya.
(akr)
tulis komentar anda