Sederet Sentimen Ini Bakal Pengaruhi Pasar Modal di Indonesia

Senin, 28 September 2020 - 08:53 WIB
loading...
Sederet Sentimen Ini...
Beberapa sentimen, mulai dari kondisi politik AS hingga soal pengalihan kewenangan bank sentral serta gelombang kedua Covid-19 masih akan membayangi pergerakan pasar modal Indonesia. Foto/SINDO Photo
A A A
JAKARTA - Beberapa sentimen yang mungkin mempengaruhi pergerakan IHSG pada pekan ini. Salah satunya, pasar keuangan juga menghadapi ketidakpastian politik Amerika Serikat menjelang pemilu di bulan November. Dikabarkan Presiden AS Donald Trump menolak berkomitmen untuk transfer kekuasaan secara damai jika dia kalah dalam pilpres.

"Hal ini membuat sangat mungkin hasil pemilu disengketakan. Hal ini memang di bantah Partai Republik tentang penolakan Presiden Donald Trump untuk berkomitmen pada transfer kekuasaan secara damai bila Trump kalah dalam pemilu November," ujar Direktur Investama Hans Kwee saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Minggu (27/9).

(Baca Juga: Sepekan, Nilai Kapitalisasi Pasar Modal Indonesia Anjlok 2,15% )

Lalu, pasar keuangan dunia mendapatkan sentimen negative dari perkembangan paket stimulus fiskal untuk mengatasi dampak pandemi Covid 19. Dikabarkan Partai Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat AS sedang menyiapkan rencana paket stimulus virus corona senilai USD2,2 triliun.

"Diharapkan paket ini bisa divoting pada pekan depan. Paket ini menjadi sangat penting untuk membantu Amerika Serikat keluar dari resesi," katanya.

Selanjutnya peningkatan kasus covid 19 dan rencana penguncian kembali membuat pemulihan ekonomi akan terganggu, maka stimulus fiskal sangat dibutuhkan. Pejabat Federal Reserve pekan lalu berbicara tentang pentingnya lebih banyak stimulus fiskal karena kebijakan moneter terbatas efektivitasnya dalam memulihkan perekonomian.

"Pernyataan ini menurunkan kredibilitas the Fed sendiri tetapi mendorong pemerintah dan parlemen segera meloloskan stimulus fiskal baru untuk mengatasi dampak covid 19," katanya.

(Baca Juga: Tiga Tantangan Ekonomi Hadapi Covid-19 Versi BI )

Lalu, peningkatan kasus covid 19 terjadi di banyak Negara. Di Amerika Serikat terjadi peningkatan kasus di Midwest. Prancis dan Inggris mencatat rekor kasus baru infeksi covid-19 secara harian pada hari Kamis, pekan lalu. Inggris melaporkan tambahan 1.252 kasus baru dalam sehari menjadi 6.178 kasus.

"Timbul kekhawatiran gelombang kedua covid 19 terjadi di beberapa Negara Eropa telah mendorong beberapa Negara seperti Inggris, Jerman dan Prancis melakukan pembatasan baru," katanya.

Selanjutnya, terkait investor lokal cukup kuat mengangkat indeks di tengah tekanan jual asing, tetapi tidak tahu sampai berapa lama. Salah satu faktor yang diperkirakan membuat dana asing keluar adalah penanganan covid-19 yang lemah dan kasus baru yang terus naik.

"Pengetesan di Indonesia juga masih rendah hanya 11,560 orang per 1 juta populasi jauh di bawah Filipin 32,672 apalagi Amerika Serikat yang mencapai 309,524," katanya.

Ditambah dengan berita revisi undang-undang (UU) Bank Indonesia yang berpotensi menghilangkan independen Bank Sentral serta pengalihan pengawasan industri keuangan dari OJK ke BI membuat dana asing deras keluar dari pasar keuangan Indonesia. Merubah fondasi industry keuangan di tengah badai sangat berisiko merobohkan bangunan ekonomi Indonesia.

"Isu ini sudah dibantah tetapi berkontribusi pada pelemahan nilai tukar Rupiah dan keluarnya dana Asing dari pasar keuangan Indonesia beberapa pekan sebelumnya. Rupiah yang melemah ditambah keluarnya dana asing membuat IHSG sulit menguat signifikan dan cenderung sideways sampai akhir tahun," katanya.

Nantinya, pasar saham Indonesia di akhir pekan menguat didukung oleh klaim pemerintah provinsi DKI Jakarta bahwa penerapan PSBB total jilid dua berhasil menekan angka kasus baru covid 19. Selain itu kabar vaksin perusahaan China yang berhasil menjadi tambahan sentimen positif.

Kabar vaksin ini ternyata hanya cuplikan pernyataan pejabat WHO sebelumnya ketika vaksin asal China memasukai uji tahap lanjutan.

"Pasar saham terlihat dipengaruhi berita positif dan negative. Kami perkirakan IHSG berpeluang menguat di awal pekan dan cenderung melemah di tengah sampai akhir pekan. IHSG bergerak dengan level support di level 4,820 sampai 4,754 dan resistance di level 4,978 sampai 5,187 dengan kecenderung melemah dalam sepekan kedepan," pungkasnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1032 seconds (0.1#10.140)