Ampuh! Kebal Corona, Ekspor Batik Masih Kuat Nanjak
Jum'at, 02 Oktober 2020 - 12:27 WIB
JAKARTA - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa produk batik hasil buatan dalam negeri ternyata masih terus diminati di pasar global. Hal itu tercermin dari meningkatnya ekspor batik di tengah pandemi Covid-19.Berdasarkan laporan Kementerian Perindustrian , saat ini industri batik mencapai 47.000 unit yang tersebar di 101 sentra dengan mempekerjakan lebih dari 200.000 orang.
"Ini fenomena yang cukup unik, karena pasar ekspornya bisa meningkat di saat pandemi Covid-19," kata Agus dalam peresmian Rangkaian Kegiatan Hari Batik Nasional 2020 secara virtual, Jumat (2/10/2020).
Dia merinci ekspor batik pada periode Januari - Juli 2019 hanya berkisar USD 17,99 juta. Sementara pada periode yang sama di 2020 naik menjadi USD 21,54 juta. "Saat ini pasar ekspor utama batik ke Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa," ungkapnya.
Ia juga menyampaikan terus membuka pasar baru di pasar internasional. Dengan demikian, diharapkan dapat menggairahkan industri batik Tanah Air, sekaligus semakin memperkenalkan batik RI di kancah global. "Ini dinilai mempunyai daya ungkit dalam penciptaan nilai daya tambah, perdagangan, besaran investasi, penyerapan tenaga kerja serta kecepatan penetrasi pasar," kata dia.
"Ini fenomena yang cukup unik, karena pasar ekspornya bisa meningkat di saat pandemi Covid-19," kata Agus dalam peresmian Rangkaian Kegiatan Hari Batik Nasional 2020 secara virtual, Jumat (2/10/2020).
Dia merinci ekspor batik pada periode Januari - Juli 2019 hanya berkisar USD 17,99 juta. Sementara pada periode yang sama di 2020 naik menjadi USD 21,54 juta. "Saat ini pasar ekspor utama batik ke Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa," ungkapnya.
Ia juga menyampaikan terus membuka pasar baru di pasar internasional. Dengan demikian, diharapkan dapat menggairahkan industri batik Tanah Air, sekaligus semakin memperkenalkan batik RI di kancah global. "Ini dinilai mempunyai daya ungkit dalam penciptaan nilai daya tambah, perdagangan, besaran investasi, penyerapan tenaga kerja serta kecepatan penetrasi pasar," kata dia.
(nng)
tulis komentar anda