Pabrik Pakai Panel Surya Atap Harus Jadi Tren Demi Capai EBT 23%

Selasa, 06 Oktober 2020 - 22:29 WIB
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap sebagai salah satu Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di masa mendatang. Foto/Dok
KLATEN - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap sebagai salah satu Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di masa mendatang. Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM Harris mengatakan, saat ini target pemerintah dalam pemenuhan bauran EBT pada bauran energi nasional sebesar 23% di tahun 2025 tidak mudah.

Apalagi permintaan listrik menurun drastis selama pandemi Covid-19 sehingga memberi tantangan tersendiri terhadap penetrasi EBT. "Saat ini target kita mencapai EBT 23% masih ada gap yang cukup besar. Baru sekitar 9,15% dari target 23%," ujarnya pada peresmian PLTS Atap Pabrik Danone-AQUA Klaten secara virtual, Selasa (6/10/2020).

(Baca Juga: Satu Juta Surya Atap Makin Mulus dengan Harga Kompetitif )

Harris melanjutkan, untuk mengejar target bauran EBT tersebut, salah satu prioritas pemerintah adalah mendorong energi surya secara besar-besaran. Terkait pengembangan PLTS Atap, pemerintah telah melakukan pengaturan melalui Permen ESDM Nomor 49 yang kemudian diubah di Permen 13 Tahun 2019 dan terakhir Permen 16 tahun 2019.

Hal ini dilakukan agar PLTS rooftop atau atap bisa lebih menarik lagi, tidak hanya untuk sektor rumah tangga, tetapi juga termasuk industri dan bangunan komersial. "Kalau ada hal-hal yang perlu diperbaiki akan kami perbaiki agar mendorong PLTS ini tetap bisa dikembangkan lebih masif lagi di Indonesia," jelasnya.



Harris menuturkan, pemerintah juga mendorong PLTS utility scale dalam mengembangkan energi surya. Hingga 2024-2025 ditargetkan ada penambahan sekitar 2.000 MW.

(Baca Juga: Pabrik Danone-AQUA Klaten Bangun PLTS Atap Berkapasitas 2.919 KWp )

"Memang ada tantangan terkait demand yang ada masih turun tetapi kita juga sudah berkomitmen bahwa Indonesia perlu masuk ke daerah transisi dari energi fosil menuju pada green energy. Upaya mendorong EBT terutama energi surya perlu kita lakukan," ungkapnya.

Dia berharap ke depan semakin banyak industri yang memanfaatkan PLTS Atap seperti Pabrik Danone-AQUA yang berlokasi di Klaten, Jawa Tengah dengan kapasitas 2,91 megawatt peak (MWp) dan PT Coca-Cola Amatil Indonesia di Cikarang Barat dengan kapasitas 7,34 MWp

Menurut Harris, pemasangan PLTS Atap semakin mudah mengingat pembangunannya hanya membutuhkan waktu yang singkat dan harganya semakin turun. "Kami berharap agar nanti banyak nanti perusahaan-perusahaan lain yang juga berkomitmen dan mengimplementasi EBT di dalam energinya terutama menggunakan PLTS Atap," tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More