Proyek Abadi Masela, SKK Migas dan Inpex Inspeksi 17 Stasiun Metocean di Tengah Laut
Sabtu, 10 Oktober 2020 - 20:18 WIB
JAKARTA - SKK Migas bersama dengan KKKS INPEX Masela , Ltd. telah berhasil menyelesaikan metocean service visit untuk Proyek LNG Abadi (Proyek Abadi Masela) di tengah pandemi Covid-19 di wilayah perairan Lapangan Abadi di Laut Arafura tanpa adanya penularan Covid-19 dan tanpa ada kecelakaan kerja.
(Baca Juga: Shell Cabut Ahir 2021, Mitra Baru Blok Masela Kira-kira Siapa Ya? )
Kapal NV NMS Brilliance, yang berangkat dari Jakarta ke wilayah Lapangan Abadi tanggal 13 September dengan membawa personel dan awak kapal untuk metocean service visit ini, telah tiba kembali di Jakarta, Jumat, 9 Oktober. Pelaksanaan metocean service visit ini dilakukan tanpa harus sandar ke pelabuhan di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku untuk menjalani karantina.
“Dengan inovasi baru ini, inspeksi dan perawatan terhadap 17 stasiun metocean di laut serta pengambilan data terkait metocean dapat dilakukan dengan lebih cepat, untuk selanjutnya akan diolah dan dianalisis," ujar Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno di Jakarta, Sabtu (10/10/2020).
Secara lebih detil, aktivitas utama yang dilakukan selama metocean service visit adalah melakukan pengambilan, pengecekan dan perawatan peralatan dan sensor pada stasiun pengamatan metocean, serta mengunduh dan memverifikasi data serta sistem penyimpanan data, hingga memasang kembali sensor dan peralatan ke stasiun pengamatan metocean tersebut.
Julius melanjutkan bahwa aktivitas metocean service visit di tengah pandemi Covid-19 cukup merepotkan sehingga harus ada inovasi baru dari SKK Migas dan INPEX dalam melakukannya seperti pelaksanaan service visit tanpa sandar di pelabuhan Maluku, pemberlakuan dan monitoring protokol kesehatan anti-covid 19 sesuai standar World Health Organization (WHO) yang ketat kepada personel dan awak kapal setiap hari baik sebelum berangkat, saat berada di kapal maupun setelah selesai service visit.
“Keberhasilan ini menjadi preseden yang baik bagi pelaksanaan aktivitas hulu migas di Lapangan minyak dan gas bumi lainnya selama masa pandemi Covid-19 ini,” tutur Julius.
(Baca Juga: Shell Cabut dari Blok Masela, Bos SKK Migas: Pemerintah Kecewa! )
Sementara itu, Vice President Corporate Services INPEX Masela, Ltd Henry Banjarnahor mengapresiasi suksesnya metocean service visit ini dan mengucapkan terima kasih baik kepada SKK Migas atas dukungannya yang kuat terhadap pelaksanaan metocean service visit pada masa pandemic Covid-19 ini, dan juga kepada Pemerintah Propinsi Maluku serta Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar atas dukungannya yang luar biasa sehingga metocean service visit berlangsung dengan lancar dan tepat waktu.
“Hal ini memberikan semangat bagi kami bahwa inovasi-inovasi lain dapat direncanakan dan dilakukan setelah melalui kajian yang sangat seksama, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan,” ujar Henry.
Proyek Abadi Masela ini direncanakan memiliki kapasitas produksi sebesar 1.750 MMSCFD (9,5 MTPA LNG dan 150 MMSCFD gas pipa). SKK Migas mentargetkan Proyek Abadi Masela dijadwalkan dapat berproduksi tahun 2027.
(Baca Juga: Shell Cabut Ahir 2021, Mitra Baru Blok Masela Kira-kira Siapa Ya? )
Kapal NV NMS Brilliance, yang berangkat dari Jakarta ke wilayah Lapangan Abadi tanggal 13 September dengan membawa personel dan awak kapal untuk metocean service visit ini, telah tiba kembali di Jakarta, Jumat, 9 Oktober. Pelaksanaan metocean service visit ini dilakukan tanpa harus sandar ke pelabuhan di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku untuk menjalani karantina.
“Dengan inovasi baru ini, inspeksi dan perawatan terhadap 17 stasiun metocean di laut serta pengambilan data terkait metocean dapat dilakukan dengan lebih cepat, untuk selanjutnya akan diolah dan dianalisis," ujar Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno di Jakarta, Sabtu (10/10/2020).
Secara lebih detil, aktivitas utama yang dilakukan selama metocean service visit adalah melakukan pengambilan, pengecekan dan perawatan peralatan dan sensor pada stasiun pengamatan metocean, serta mengunduh dan memverifikasi data serta sistem penyimpanan data, hingga memasang kembali sensor dan peralatan ke stasiun pengamatan metocean tersebut.
Julius melanjutkan bahwa aktivitas metocean service visit di tengah pandemi Covid-19 cukup merepotkan sehingga harus ada inovasi baru dari SKK Migas dan INPEX dalam melakukannya seperti pelaksanaan service visit tanpa sandar di pelabuhan Maluku, pemberlakuan dan monitoring protokol kesehatan anti-covid 19 sesuai standar World Health Organization (WHO) yang ketat kepada personel dan awak kapal setiap hari baik sebelum berangkat, saat berada di kapal maupun setelah selesai service visit.
“Keberhasilan ini menjadi preseden yang baik bagi pelaksanaan aktivitas hulu migas di Lapangan minyak dan gas bumi lainnya selama masa pandemi Covid-19 ini,” tutur Julius.
(Baca Juga: Shell Cabut dari Blok Masela, Bos SKK Migas: Pemerintah Kecewa! )
Sementara itu, Vice President Corporate Services INPEX Masela, Ltd Henry Banjarnahor mengapresiasi suksesnya metocean service visit ini dan mengucapkan terima kasih baik kepada SKK Migas atas dukungannya yang kuat terhadap pelaksanaan metocean service visit pada masa pandemic Covid-19 ini, dan juga kepada Pemerintah Propinsi Maluku serta Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar atas dukungannya yang luar biasa sehingga metocean service visit berlangsung dengan lancar dan tepat waktu.
“Hal ini memberikan semangat bagi kami bahwa inovasi-inovasi lain dapat direncanakan dan dilakukan setelah melalui kajian yang sangat seksama, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan,” ujar Henry.
Proyek Abadi Masela ini direncanakan memiliki kapasitas produksi sebesar 1.750 MMSCFD (9,5 MTPA LNG dan 150 MMSCFD gas pipa). SKK Migas mentargetkan Proyek Abadi Masela dijadwalkan dapat berproduksi tahun 2027.
(akr)
tulis komentar anda